Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak

Konten Media Partner
23 September 2019 22:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi (Foto: Pinterest)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi (Foto: Pinterest)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN - Di usia 15 bulan hingga 4 tahun, sangat wajar bila si kecil mendadak marah alias tantrum. Tantrum pada anak umumnya terjadi karena ia merasa kesal pada sekitarnya, atau tidak mendapat hal yang diinginkannya. Tentu mengganggu bila tantrum pada anak terjadi di tempat umum, apalagi bila ia sampai menangis, menjerit-jerit, dan melempar barang.
ADVERTISEMENT
Seringkali tantrum pada anak juga karena orangtua terlalu memanjakannya. Perlu komunikasi yang tepat antara orangtua dan anak untuk mencegah tantrum terjadi. Berikut kiat-kiat mengatasi tantrum pada anak:
1.Tetap Tenang
Saat tantrum pada anak terjadi, orangtua harus tetap tenang. Jangan balas berteriak atau memaksa anak. Sikap orangtua yang tenang akan membuat tantrumnya lebih mudah diatasi karena emosi yang terkontrol.
2.Ketahui Penyebab Tantrum
Penyebab tantrum pada anak bermacam-macam, seringkali karena keinginannnya tidak tercapai atau ia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan isi hatinya. Ketahui penyebab tantrum, lalu beri penjelasan yang tenang pada anak.
3.Jangan Beri Imbalan
Hal lain yang seringkali dilakukan banyak orangtua adalah menjanjikan imbalan saat anak sedang tantrum. Hal ini bisa membuat kebiasaan buruk baginya, dan ia akan sengaja sering tantrum untuk mendapat imbalan. Meski begitu, saat ia kembali tenang beri pujian karena telah bersikap baik setelah meluapkan emosi.
ADVERTISEMENT
4.Peluk Anak
Saat anak sedang tantrum, peluk dan dekap erat hingga ia tenang. Jangan sampai melakukan kekerasan fisik karena merasa kesal melihatnya menjerit-jerit dan menangis. Memberi pelukan juga bisa membuat Ibu berkepala dingin dalam menghadapi tantrum pada anak.
5.Ajari Berkomunikasi dengan Baik
Saat tantrum pada anak mereda, ajarkan padanya untuk mengkomunikasikan apa yang ia inginkan dengan baik dan jelas karena Ibu tidak mengerti apa yang ia inginkan bila anak marah-marah. Dengan begitu, mencegahnya untuk kembali tantrum setiap keinginannya tidak terpenuhi. (Fiyya)