Dalam Satu Hari, Ada 7 Titik Karhutla di Kobar

Konten Media Partner
4 September 2019 0:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Satgas Karhutla Kobar melakukan penanganan Karhutla di Tatas Kelurahan Baru. (Foto: Damkar Kobar)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Satgas Karhutla Kobar melakukan penanganan Karhutla di Tatas Kelurahan Baru. (Foto: Damkar Kobar)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Panasnya terik matahari dan kencangnya angin membuat lahan yang diduga sengaja dibakar dengan cepat merembet ke lahan kosong yang lain di beberapa titik di Kecamatan Arut Selatan dan Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun InfoPBUN, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) secara masif di Kecamatan Arut Selatan ada 5 titik dalam satu hari, yakni di Desa Kumpai Batu Bawah, Kelurahan Mendawai Seberang, Jalan Natai Arahan Kelurahan Baru, Gang Nihau Kelurahan Baru, Tatas Kelurahan Baru. Sedangkan di Kecamatan Kumai terjadi di Desa Bumi Harjo dan Desa Sungai Cabang yang merupakan Desa Penyangga TNTP.
Kepala Manggala Agni Daops Pangkalan Bun Binsar Oktavianus Togatorop menuturkan, Tim Satgas Karhutla Kobar terdiri dari TNI-Polri, BPBD Kobar, Damkar Kobar dan Manggala Agni dibagi dibeberapa lokasi termasuk dengan peralatan penanganan Karhutla.
"Tim saat ini masih melakukan pemadaman, termasuk di Desa Sungai Cabang," ujar Binsar, Selasa sore (3/9) saat dikonfirmasi.
ADVERTISEMENT
Kendala yang dihadapi Tim Satgas Karhutla Kobar di lapangan saat ini antara lain sulitnya mendapatkan sumber air di sekitar lokasi kejadian kebakaran lahan, karena pengaruh musim kemarau. Selain itu, akses masuk ke dalam, sehingga mobil water suplay sulit untuk masuk ke dalam.
"Kalau sudah mobil tidak bisa masuk, kita akhirnya manual, dengan membawa jet shooter atau memukul api menggunakan dahan pohon," imbuhnya.
Kondisi cuaca panas membuat lahan menjadi cepat kering memudahkan api cepat melebar dibantu dengan hembusan angin yang kencang, sehingga penanganan harus dilakukan dengan maksimal. Ditambah lagi lahan gambut yang terbakar mengharuskan penanganan pemadaman hingga ke kedalaman tanah agar api tidak kembali menyala. (Joko Hardyono)