Dandim: Jangan Ada Karhutla Hingga Hari Pencoblosan

Konten Media Partner
22 Maret 2019 22:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

BMKG Iskandar Pangkalan Bun Prakiraan Musim Hujan Sampai Bulan April

Kebakaran Lahan di Jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama (Foto: BPBD Kobar)
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran Lahan di Jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama (Foto: BPBD Kobar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Iskandar Pangkalan Bun memprakirakan musim hujan masih terjadi hingga bulan April 2019 mendatang. Namun, walaupun hujan patut diwaspadai adanya hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bermunculan dikarenakan suhu relatif panas.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Iskandar Pangkalan Bun Slamet Riyadi menyampaikan, secara umum hujan masih terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang. Prakiraan musim hujan maaih berlangsung hingga puncak musim hujan pada bulan April 2019 mendatang.
"Secara trend justru April hujan meningkat, untuk kemarau mulai bulan Mei, secara umum hujan bulan April cukup, namun suhu relatif panas," ujar Slamet, Jumat (22/3) kepada InfoPBUN.
Sementara itu, Dansatgas Karhutla Kobar, Dandim 1014/Pangkalan Bun Letkol M. Roni Sulaeman menuturkan, operasi Karhutla sudah berlangsung sepanjang tahun, namun pada tahun 2019 ini dibeberapa daerah mulai ada hotspot seperti di Kalimantan Barat (Kalbar) dan satu hotspot di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Kita gencar lagi memberikan himbauan kepada masyarakat menjelang musim hujan selesai, mau tidak mau kita akan menghadapi titik api lagi," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Tim Karhutla Kobar juga akan terus meningkatkan patroli pada titik daerah yang rawan terjadi Karhutla. "Kita berharap hingga hari pencoblosan tidak ada titik api, sehingga kita fokus pengamanan Pileg dan Pilpres, kita berharap cuaca mendukung sampai saat ini alhamdulillah di wilayah Kobar ini tidak ada titik api," pungkasnya. (Joko Hardyono)