Dedikasi Tim Damkar untuk Membantu Meski Alat Perlindungan Diri Minim

Konten Media Partner
3 Maret 2019 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Damkar Kobar evakuasi hewan langka dari rumah warga (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Damkar Kobar evakuasi hewan langka dari rumah warga (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, Kotawaringin Barat - Tugas utama petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah adalah mencegah kebakaran pemukiman dan lahan menjadi luas serta terjadinya korban jiwa. Selain itu Damkar Kobar juga melakukan animal rescue dua bulan terakhir 2019 ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Damkar Kobar sepanjang bulan Januari hingga Februari 2019 sedikitnya telah menerima 24 laporan adanya gangguan hewan liar di pemukiman padat penduduk. Diantaranya evakuasi 19 sarang tawon yang berada di rumah warga dan lingkungan padat penduduk, tiga ekor monyet, empat ekor ular dan satu ekor anak buaya.
Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Korban, Satpol PP dan Damkar Kobar Agus Suhartono menyampaikan mereka memiliki tugas utama melakukan pencegahan terhadap kebakaran pemukiman dan lahan.
Selain itu, pihaknya juga berkonsentrasi untuk menyelamatkan warga dari serangan hewan yang sering terjadi akhir belakangan ini.
"Untuk perkara penyebab utama menurut kami karena memang terganggunya habitat asli hewan tersebut, sehingga hewan yang seharusnya bisa mendapatkan makanan itu di habitatnya mungkin karena sesuatu dan lain hal mereka akhirnya terpaksa untuk tidak ada di habitatnya dan merambah ke habitat manusia atau pemukiman manusia," ujar Agus yang akrab disapa Kaboel, Minggu (3/2) kepada InfoPBUN.
ADVERTISEMENT
Kaboel meneruskan, penyebab rusaknya atau terganggunya habitat hewan-hewan itu diakibatkan oleh banyak faktor.
Salah satunya karena tidak seimbangnya antara habitat hewan dengan kondisi lingkungan. Hal ini menyebabkan hewan langka seperti monyet kelasi atau lutung merah masuk ke kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kobar beberapa waktu yang lalu.
"Kami tidak bisa memperkirakan apakah kelasi ini berasal dari habitat alam atau dari peliharaan yang lepas secara bersamaan ditemukan juga di lokasi yang lain," tandasnya.
Kenakan helm fulllface dan lakban saat evakuasi aarang tawon (Foto: Damkar Kobar)
Kaboel melanjutkan, dari laporan masyarakat terkait adanya keberadaan hewan liar tersebut pihaknya tetap berusaha maksimal melakukan penyelamatan agar tidak ada korban jiwa maupun konflik antara manusia dengan hewan, walaupun dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang minim.
ADVERTISEMENT
Seperti contohnya melakukan evakuasi sarang tawon, hanya berbekal baju anti api, sarung tangan dan juga helm full face yang kemudian di lakban agar tidak ada celah tawon masuk ke dalam tubuh petugas Damkar saat melakukan evakuasi.
"Terus terang itu jadi teman-teman Damkar ini ibarat kata itu memang hanya tekad kemauan dan semangat, untuk pelindung APD mohon maaf. Di satu sisi tuntutan masyarakat besar, di sisi yang lain kami untuk alat pelindung diri masih minim, tapi mau tidak mau suka tidak suka karena itu sudah panggilan jiwa yang harus kami laksanakan. Karena fireman atau seorang anggota Damkar itu bukan hanya sekedar pekerjaan tapi lebih pada panggilan jiwa," pungkasnya. (Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT