Foto: Mereka yang Merugi Bekerja di Luar Rumah Saat Corona

Konten Media Partner
6 April 2020 23:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
FOTO: Saiful saat pulang mencari barang bekas, Senin (6/4).
zoom-in-whitePerbesar
FOTO: Saiful saat pulang mencari barang bekas, Senin (6/4).
ADVERTISEMENT
InfoPBUN,PALANGKA RAYA- Kami Makan Apa? Bantuannya Mana? Itulah dua pertanyaan yang dijumpai awak media ketika mewawancarai beberapa orang di Palangka Raya yang profesinya tidak bisa dirumah saja ditengah wabah COVID-19. Dua pertanyaan diataslah yang membuat mereka terpaksa harus berada di luar rumah ditengah ancaman wabah Corona.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah memaksakan diri untuk tetap bekerja di luar rumah, namun penghasilan mereka tidak seberapa. Bahkan kebanyakan mengalami kerugian karena sepi pelanggan atau pembeli.
1.Pemulung. Kerja mereka tidak bisa dari rumah saja. Barang bekas atau rongsokan yang mereka cari untuk dijual kembali hanya ada di luar rumah. Namun ditengah wabah Corona dimana banyak warga berdiam diri di rumah dan enggan berinterkasi dengan yang lain membuat mereka terpaksa menelan pil pahit. Tidak ada yang mau menjual barang bekasnya.
“ Rugi mas. Sudah hampir seminggu ini pulang ngga bawa apa-apa,” ujar Saiful saat ditemui awak media, Senin (6/4).
FOTO: Mirna(34) saat mengendarai sepeda motor.
2. Ojek Online. Profesi sebagai driver ojek online baik Gojek maupun Grab memang harus berada di luar rumah. Pelayanan jasa penumpang maupun makanan mengharuskan mereka harus berjumpa dengan orang lain yang adalah customer. Tentang profesi yang satu ini, satu driver Ojol saat ditanyai mengapa masih bekerja ditengah wabah COVID-19, jawabannya spontan” Saya sudah patuhi aturan pemerintah mas untuk di rumah saja. Tetapi tabungan saya habis, saya dan keluarga makan apa,”kisah Mirna saat ditemui awak media.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah memaksakan diri mencari nafkah ditengah wabah, wanita asal Jawa Tengah itu mengaku sepi dan penghasilan berbeda jauh dengan hari-hari sebelum wabah Corona. “ Susah sekali mas. Biasanya jam segini sudah tupo dan dapat bonus pertama tetapi sejak ada Corona, cari 50 ribu rupiah susah sekali,” tuturnya sambil meninggalkan awak media.
FOTO: Andri saat melaju kencang memacu kendaraannya yang membawa barang dagangan berupa makanan ringa
3. Sales Makanan. Profesi sebagai sales ditengah wabah Corona sangat menyakitkan ketika banyak pelanggan menutup toko atau usahanya. Pengalaman Andri(24) membuktikan selama kurang lebih dua minggu ketika adanya imbauan dari pemerintah untuk tetap berada di rumah dan jaga jarak satu dengan yang lainnya.
Saat dijumpai awak media, ria kelahiran NTT ini tampak bingung karena dagangannya berupa makanan ringan belum ada yang laku terjual. “Aduh susah sekali lakunya. Soalnya banyak warung yang tutup,” bebernya sambil menopang dagu.
ADVERTISEMENT
Potret profesi yang memaksakan diri bekerja di luar rumah diatas hanyalah perwakilan dari sekian banyak profesi lainnya yang sempat dijumpai awak media. Bukan tidak mungkin pedagang sayur, sopir taxi dan lain sebagianya mengalami hal serupa.
Pertanyaannya, apakah mereka tetap berada di luar rumah ditengah wabah Corona meski penghasilan minim bahkan nihil? Mungkinkah mereka masuk dalam daftar warga yang akan diberikan bantuan sembako oleh pemerintah ataupun donatur lainnya? Mungkin ya, mungkin tidak.