Harus Segera Pindah Rumah, Keluarga di Kalteng ini Mengharap Bantuan Dermawan

Konten Media Partner
27 Mei 2020 21:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Rumah yang menjadi wadah berteduh Turiyah bersama keluarganya. Foto Pia
Ditengah hiruk pikuknya Kota Manis pasca lebaran ditengah pandemi COVID-19, Turiyah (59) harus memutar otak bagaimana caranya agar segera pindah ke tanah yang ia beli. 2 tahun turiyah tinggal dirumah berdindingkan nusaboard yang mulai rapuh. Rumah yang ia sebut gubuk di Jalan Bhayangkara ini menjadi saksi bisu Turiyah yang harus mencari sesuap nasi, juga harus mencari tambahan untuk membangun rumah yang layak untuk ia dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Pasca suami sakit struk Turiyah menjadi tulang punggung keluraga, ia tak hanya mengurusi suami yang sakit melainkan juga mengurusi ibu yang juga sakit, serta menghidupi 3 orang anaknya yang sedang sekolah di tingkat SMA dan SMP. Bahkan 4 bulan terakhir Turiyah tak mampu membeli pampers untuk sang ibu, karena sudah tidak bekerja, biasanya ia menjadi tukang bersih - bersih atau tukang setrika dari rumah ke rumah.
"Saya sudah tidak bekerja 4 bulan, Ibu saya biarkan tidak pakai pampers karena uang buat makan, jadi gubuk kami bau pesing, malu juga kalo ada yang bertamu," ucapnya sedih. Rabu (27/5).
Turiyah tak hanya dibebani soal ekonomi saja, hal yang harus segera ia lakukan adalah segera pindah dari tempat tinggalnya saat ini, 2 tahun menumpang hidup diatas tanah orang, ia paham betul akan resikonya yakni harus siap pindah rumah kapan saja ketika yang punya tanah meminta.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada modal mau bangun rumah, beli paku saja susah kemaren kata tukang kalo gubuk yang ada ini dibongkar maka rapuh, tidak jamin lagi bisa dipakai untuk membangun ulang rumah, kalo pindah rumah, tapi kami harus segera pindah," lanjutnya.
Bahkan untuk membangun rumah Turiyah dibantu anak-anaknya mencari kayu kehutan sebagai tiang rumah nantinya, ia berharap kayu yang ia dan anak-anak cari mampu menjadi tiang yang kokoh untuk rumahnya.
"2 hari cari kayu dihutan, mau bikin rumah tangan tak sampai saya sampai sempat nangis pas cari kayu, Alhamdulillah dibantu sama anak-anak, kayu yang sudah roboh kami panggul kami kumpulkan pelan-pelan saja, karena sadar memang tidak mampu," ucapnya pelan.
Di dalam sini ada suami dan ibu Turiyah yang sedang sakit. Foto Pia
Diusia yang tak lagi muda, serta menjadi tulang punggung keluarga Turiyah berharap ada dermawan yang baik hati, ia sudah tidak tahu lagi harus mengadu kepada siapa, disisi lain harus segera pindah, namu disisi lain kendala dana menjadi ancaman untuknya segera pindah. Turiyah mempunyai tanah di daerah Sport Center, untungnya dulu sewaktu berjualan sayur ia kumpulkan hasilnya untuk membeli tanah yang tidak begitu besar ukurannya.
ADVERTISEMENT
"Saya bingung dan malu, tapi ini mendesak tidak ada pegangan untuk membeli kayu, paku atau lainnya. beban saya tidak hanya soal perut, biaya sekolah anak, mengurusi ibu dan suami, tapi memikirkan tempat tinggal yang baru," ujarnya sedih.
Turiyah berkali-kali menyebutkan pengharapannya barangkali ada orang yang baik hati dan ringan tangan membantunya ditengah situasi seperti ini, harus segera pindah modal tak berpihak pada ia dan keluarga.
Tim relawan dari InfoPBUN memberikan bantuan paket sembako dan uang tunai dari DCODE.
Artikel ini bentuk kerjasama antara DCODE dan Kumparan, saatnya kita beraksi bukan berpangku diri #MauGerakWithDCODE more info click Dcode.id