news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jerumbun Buffer Zone Taman Nasional Tanjung Puting di Kalteng Terbakar

Konten Media Partner
17 September 2019 22:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karhutla nampak dari atas di wilayah Jerumbun. (Foto: Ario Tanoto)
zoom-in-whitePerbesar
Karhutla nampak dari atas di wilayah Jerumbun. (Foto: Ario Tanoto)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Kawasan Jerumbun yang masuk Desa Sungai Bedaun, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng) kini mengalami kebakaran. Api mulai muncul sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (16/9).
ADVERTISEMENT
Jerumbun ini adalah satu-satunya wilayah konservasi kawasan penyangga (Buffer Zone) yang tersisa di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP).
Manajer Friend of National Park Foundation (FNPF) Kalimantan, Bagas Dwi Nugrahanto, mengungkapkan Jerumbun merupakan fokus utama FNPF. Tujuannya adalah untuk mereforestasi lahan yang pada tahun 2015 sempat terbakar dengan berbagai macam jenis pohon hutan dan buah-buahan.
"Kini mimpi buruk itu jadi kenyataan, apa yang kita khawatirkan terjadi lagi. Wilayah konservasi yang kita rawat dan kita jaga kini terbakar," ujar Bagas, Selasa (17/9) kepada InfoPBUN.
Tampak dua volunter dari Jerman ikut membantu pemadaman Karhutla di Jerumbun. (Foto: FNPF)
Informasi terakhir yang dihimpun, saat ini karhutla di Jerumbun sudah mencapai dua hektare lebih dan terus meluas. Pada tahun 2008, pihak FNPF pernah menanam puluhan ribu pohon di lokasi tersebut. Namun, pohon-pohon tersebut hangus ketika kebakaran hebat terjadi pada 2015.
ADVERTISEMENT
Tahun 2016, tim FNPF kembali menanam pohon di lokasi tersebut. Tinggi pohon-pohon tersebut kini telah mencapai lima hingga enam meter, dengan luas lahan 60 hektare yang terancam terbakar.
"Kami setiap bulannya terus membeli lahan untuk menyelamatkan wilayah penyangga untuk kami tanami kembali. Karena terkadang masih terlihat satwa orang utan, owa, bekantan, kelasi, dan satwa liar lainnya di lokasi yang bersebelahan dengan Sungai Sekonyer perbatasan TNTP," imbuhnya.
Kendala yang dihadapi di lapangan untuk melakukan pemadam, pertama adalah tenaga. Tim FNPF hanya memiliki anggota tujuh orang yang berjuang untuk memadamkan api di wilayah Jerumbun. Kendala lainnya sumber air, mereka hanya bisa memanfaatkan jet shooter yang hanya mampu menampung air sebanyak 20 liter.
ADVERTISEMENT
"Kami lakukan apa yang kami bisa, airnya pun jauh. Kita harus berjalan dua kilometer untuk mendapatkan sumber air, kalau habis hanya menggunakan dahan pohon dengan cara memukul api," lanjut Bagas.
Tim FNPF membuat pembatas di Jerumbun agar api tidak meluas. (Foto: FNPF)
Sebagian wilayah Jerumbun merupakan vegetasi padang ilalang dan sebagian lagi lahan gambut dalam. Api berjarak satu kilometer dengan hutan lebat yang masih alami. Apabila kondisi angin kencang, maka potensi hutan terbakar akan bisa terjadi dalam kurun waktu satu hari.
"Tergantung arah angin, api jarak satu kilometer menuju hutan sangat bisa sekali," tandasnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Tim Satgas Karhutla Kobar dan Balai TNTP. Pihaknya membutuhkan moral dan material, pasalnya saat ini juga Tim Satgas Karhutla Kobar terbagi di beberapa daerah di Kobar karena masih ada titik api di lahan gambut.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Desa penyangga TNTP di Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai dan Telaga Pulang, Seruyan yang masih hutan TNTP juga masih terbakar.
"Yang pasti dibutuhkan moral dan material, sekarang ini kami hanya tujuh orang termasuk dua orang volunter dari Jerman yang bertarung dengan api sebesar itu, yang jelas butuh tenaga dan logistik," pungkasnya. (Joko Hardyono)