Kakek Slamet Mendekam di Dalam Sumur 8 Jam

Konten Media Partner
20 Juli 2019 23:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tokoh agama setempat memberikan siraman air penawar kepada korban. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh agama setempat memberikan siraman air penawar kepada korban. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Slamet (57 tahun) warga RT 05, Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, menolak dievakuasi dan memilih mendekam di sumur sedalam 12 meter di belakang rumahnya, Sabtu (20/7).
ADVERTISEMENT
Hingga pukul 23.00 WIB, tim evakuasi gabungan yang terdiri dari Damkar Kobar, Basarnas Kobar, Polsek Arut Selatan, serta warga sekitar masih membujuk Slamet agar mau dievakuasi. Diketahui Slamet berada di dalam sumur sejak pukul 15.00 WIB.
Menantu korban, Mufid (34), bercerita awalnya pada Ramadan 2019 Slamet terkena sakit lambung. Setelah diobati, ternyata ada gangguan pada syaraf.
"Sakit lambungnya sudah sembuh, tapi kena syaraf dan lama-lama kena pikiran," ujar Mufid, Sabtu (20/7).
Pada Rabu (17/7) pagi, ia bersama istrinya sedang membersihkan kotoran sapi di belakang rumah. Jarak Slamet dengan istrinya sekitar 10 meter, namun secara tiba-tiba Slamet hilang.
"Bapak (korban) tiba-tiba hilang dari pantauan, tetangga sekeliling pun tidak ada yang melihat, sampai dicari orang kampung tidak ketemu sampai malam hari," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya Kamis (18/7) pagi, Slamet terlihat di perkebunan sawit yang berada sekitar 1 kilometer dari rumahnya.
"Memang penuturan warga di sini tempatnya angker, Bapak bercerita saat hilang itu dibawa terbang oleh almarhum bapaknya," ucap Mufid.
Hingga hari Jumat, korban masih terlihat normal, namun pada hari Jumat (19/7) malam, korban yang tidur terlihat kurang nyenyak tidur. Setelah pagi hari Sabtu (20/7) hingga sore sebelum kejadian korban masih terlihat normal seperti biasanya.
"Kejadian itu saat bapak (Slamet) mau mandi ke belakang rumah, bawa handuk dan hanya pakai sarung. Sekitar pukul 15.00 WIB, kami mendengar suara seng jatuh di belakang rumah, setelah Ibu (istri korban) ke belakang rumah, ternyata Bapak sudah ada dalam sumur dengan posisi bertahan di dinding sumur," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan di lokasi, Tim Evakuasi Gabungan bersama warga masih berupaya secara persuasif membujuk korban agar mau keluar dari sumur. Selain itu juga, warga berdoa bersama agar korban bisa keluar dari sumur tersebut. (Joko Hardyono)