Kebakaran Taman Nasional Tanjung Puting Mulai Merembet ke Hutan

Konten Media Partner
8 September 2019 22:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helikopter Kamov  saat mendarat di Apron Lanud Iskandar Pangkalan Bun. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Helikopter Kamov saat mendarat di Apron Lanud Iskandar Pangkalan Bun. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Kebakaran di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang merupakan 'Ibu Kota Orang Utan Dunia' kini mulai merambah ke hutan. Hal ini disampaikan oleh Komandan Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Letkol Pnb Didik Setya Nugroho, yang juga merupakan Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Udara Kotawaringin Barat, Minggu (8/9).
ADVERTISEMENT
Didik menerangkan, saat ini di Apron Lanud Iskandar Pangkalan Bun telah dipersiapkan dua unit helikopter yakni jenis Kamov untuk water bombing dengan kemampuan mengangkut hingga 400 liter air. Kemudian helikopter lainnya yakni jenis Bolco fungsinya sebagai helikopter patroli.
"Untuk heli Bolco ini mampu untuk water bombing untuk wilayah perkotaan, karena bentuknya yang lebih kecil dan kemampuannya hanya 500 liter, tapi cukup efektif untuk perkotaan, karena rotor wash tidak sampai mengangkat rumah, jadi aman untuk pemukiman," ujar Didik, saat dijumpai di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Minggu (8/9).
Didik mengungkapkan, operasi water bombing di TNTP sudah dilakukan selama dua minggu di dua titik lokasi yang terbakar. Yakni di Desa Sungai Cabang yang merupakan desa penyangga TNTP dan Telaga Pulang wilayah Seruyan.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah hari ini api sudah mulai turun, yang awalnya 86 persen, saat ini sudah 50 persen. Harapannya ke depan mampu turun lagi dan tidak ada api di sana," ungkapnya.
Saat melakukan water bombing, lanjut Didik, helikopter kesulitan untuk mendapatkan suplai air, karena saat ini sudah mulai masuk musim kemarau sehingga harus mengambil sumber air ke muara Sungai Kumai yang cukup jauh dari lokasi kebakaran di TNTP.
"Kalau kemarin cukup dekat jadi efektif, mungkin sehari satu sortie itu bisa 20 kali pengeboman, saat ini karena jaraknya agak jauh dengan sumber air, jadi hanya 17 kali," imbuh Didik.
Saat ini, Tim Satgas Karhutla masih masih fokus ke Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat dan memprioritaskan Telaga Pulang, Kabupaten Seruyan, yang sudah tidak bisa dijangkau oleh Tim Satgas Karhutla darat.
ADVERTISEMENT
"Karena di Telaga Pulang itu yang terbakar masih benar-benar hutan lindung hanya keluarnya asap, susah kita tidak tahu ketinggiannya pohon di sana itu berapa, hanya keluar asap, tapi kita guyur terus harapannya api itu mati," ujar Didik.
Berdasarkan pengakuan dari Didik, luasan TNTP yang terbakar akibat karhutla mencapai 100 hektare lebih. Lokasi yang terbakar sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang juga pernah terbakar dan merupakan lahan gambut.
"Untuk Telaga Pulang TNTP ini spot apinya baru, karena masih hutan alami, makanya kita kejar, dengan harapan tidak merembet ke hutan lainnya, dan kita prioritaskan," pungkas Didik. (Joko Hardyono)