Kebutuhan Telur di Kobar 250 Ribu Butir Per Hari

Konten Media Partner
5 Juli 2019 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala DPKH Kobar Ida Pandanwangi saat menerangkan sosialisasi SiKoper. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala DPKH Kobar Ida Pandanwangi saat menerangkan sosialisasi SiKoper. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Peluang peternakan ayam petelur di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sangat luas. Pasalnya, kebutuhan akan telur ayam di Kabupaten Kobar mencapai 250 ribu per hari.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Kobar, Yudie menyampaikan, hingga saat ini peternak petelur ayam Kobar belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat yang per harinya mencapai 250 ribu butir.
"Sementara kita hanya mampu 80 ribu butir perhari, masih ada sekitar 170 ribu lagi yang harus kita siapkan untuk kebutuhan masyarakat Kobar," ujar Yudie, belum lama ini.
Yudie meneruskan, untuk itu asosiasi peternak ayam petelur mendukung adanya Sentra Bisnis Kolektif Peternakan Rakyat (SiKoper), bisnis kolektif berjamaah bentuknya koperasi, dengan harapan paling tidak dapat memenuhi dalam waktu jangka panjang sekitar 80 persen.
"Selaku pengurus kami mendukung adanya SiKoper untuk terwujudnya kedaulatan peternakan rakyat Kabupaten Kobar," tuturnya.
Kabid Pasca Panen, SDM dan Kelembagaan DPKH Kobar M. Rubiansyah menyampaikan untuk di Kabupaten Kobar sendiri ada 42 peternak dengan populasi sudah mencapai sekitar 120 ribuan ekor ayam. Untuk produksi telur ayam baru sekitar 80 hingga 90 ribu butir atau 5 ton per hari.
ADVERTISEMENT
"Belum mampu, kita baru bisa memasok 40 persen per harinya. Sedangkan kebutuhan kita di Kobar hingga 15 ton per hari," tandasnya.
Rubiansyah menambahkan, dengan adanya SiKoper dengan berbentuk koperasi, maka bisa melakukan penyediaan pakan yang lebih terjangkau, obat-obatan dan bibit ternak satu pintu dari koperasi. Sehingga nantinya penjualan akan menjadi satu pintu dan harga pastinya akan lebih murah.
"Yang pasti untuk mereka untuk mempermudah kegiatan teknis peternak akan lebih mudah, mereka selama ini mungkin kesusahan harga pakan mahal, mereka bisa bekerjasama dengan penyedia pakan, bahkan pabrik penyedia pakan secara langsung dan harga lebih murah," pungkasnya. (Joko Hardyono)