Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Kisah Iqbal, Resign Kerja dan Sukses Buka Angkringan di Barito Utara, Kalteng
17 April 2021 17:04 WIB
ADVERTISEMENT
MUARA TEWEH- Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun honorer di lembaga pemerintahan selalu menjadi impian banyak orang di tanah air. Setiap ada pembukaan lowongan CPNS ataupun penerimaan honorer di institusi negara, selalu ramai dilamar para pencari kerja. Lulusan baru maupun yang lama menganggur tak luput mengikuti seleksi meskipun hanya sedikit yang diterima.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan sejumlah kaum muda lainnya yang bermimpi jadi ASN maupun honorer, seorang pemuda di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, justru mengundurkan diri dari institusi pemerintahan. Pengunduran diri pemuda bernama Muhammad Iqbal (25) tersebut memang mendapat banyak komentar negatif dari kalangan keluarga. Bahkan dirinya sempat tidak ditegur oleh orang tuanya selama beberapa bulan.
Pengunduran diri pria lulusan sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadyah Yogyakarta tersebut bukan tanpa sebab. Ia ingin menjadi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Alasan saya mengundurkan diri dari Diskominfo Kabupaten Barito Utara ya mau buka usaha sendiri kecil-kecilan," ujar Iqbal saat ditemui di cafenya di Pasar PBB, Muara Teweh, Jumat (16/4).
Konsep usaha yang mau dibangun oleh Iqbal pun sederhana. Berkat pengalamannya selama mengenyam pendidikan tinggi di Yogyakarta, ia memutuskan untuk mendirikan angkringan kecil di depan Kantor Golkar.
ADVERTISEMENT
"Tahun 2018, saya mulai buka angkringan ala Yogyakarta. Modal seadanya aja Pak. Saya kerja sendiri saja. Tidak ada karyawan," ujar pria yang saat ini sudah memiliki 12 karyawan.
Konsep angkringan ala Yogyakarta yang dibuatnya bukan tanpa tujuan. Ia ingin menghadirkan situasi Yogyakarta di Muara Teweh.
"Konsep dan beberapa menu itu saya ambil dari Yogyakarta. Setidaknya kalau masyarakat Barito Utara sekali waktu ke Yogyakarta tidak kaget soal angkringan di sana," ujar Iqbal.
Perjalanan memiliki usaha angkringan sendiri bukan tanpa kendala. Awal berdiri Iqbal bekerja sendiri, ketika sudah memiliki karyawan ia malah dibebani tanggung jawab berat. Membayar gaji karyawan menjadi tanggung jawab yang harus diembannya meskipun dilanda bencana COVID-19.
"Waktu awal-awal COVID-19 mas saya bingung. Angkringan tidak bisa dibuka seperti hari normal lainnya. Pendapatannya menurun tetapi harus tetap bayar gaji. Syukur saya masih bisa membayar gaji karyawan meskipun dalam kondisi krisis," terangnya.
ADVERTISEMENT
Pahit manisnya merintis usaha angkringan sejak tahun 2018 akhirnya membuah hasil. Kini pria kelahiran 1996 tersebut sudah memiliki satu usaha Cafe. Omset dari 2 usahanya tersebut kini bisa mencapai Rp 60 juta per bulan.
"Sekarang sudah ada 12 karyawan yang bekerja di angkringan dan cafe. Dan rata-rata mereka dari kalangan milenial yang saya ajak agar jangan gengsi untuk bisa bekerja kalau mau menjadi wirausaha," tuturnya sambil menyiapkan kopi di Cafenya.
Saat ditanyai terkait tujuan terjauh mendirikan angkringan hingga Cafe, Iqbal dengan santai mengatakan bahwa dirinya ingin menunjukan kepada kaum milenial di kampung halamannya (Red: Muara Teweh) untuk bisa berwirausaha.
"Saya mau tunjukkan kepada anak-anak muda di Kabupaten Barito Utara bahwa ini loh kita bisa hidup tanpa harus menjadi pegawai. Berwirausaha itu bisa mempekerjakan orang lain selain mendapatkan keuntungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain memotivasi kaum muda lewat kata-kata dan tindakan yang sudah dilakukannya selama kurang lebih 4 tahun, Iqbal berkomitmen ke depannya jika diberikan modal ataupun rezeki, maka akan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk memotivasi dan mengajak kaum muda di Barito Utara untuk turut menjadi pelaku UMKM di masing-masing bidang sesuai dengan kemampuan dan hobinya.
"Ya tujuan saya kedepan ya bagaimana bisa menjadikan teman-teman muda kita di Barito Utara ini untuk tidak takut berwirausaha. Kita bisa nantinya memfasilitasi agar kaum muda bisa banyak berminat menjadi pelaku UMKM," harap pria yang sedang menekuni pendidikan Magister di Universitas Muhamadyah Palangka Raya tersebut.