Kisah Kajari Kotawaringin Barat, Dandeni Herdiana, Buat Lagu untuk Jaksa Muda

Konten Media Partner
24 Juli 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover video klip Bangkitlah Adhyaksa Muda.
zoom-in-whitePerbesar
Cover video klip Bangkitlah Adhyaksa Muda.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Dandeni Herdiana telah meluncurkan lagu perdananya Bangkitlah Adhyaksa Muda - Kaldera Band belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Dandeni menceritakan kisah dibalik terciptanya lagu tersebut, Dandeni ingin membuat media yang memiliki pesan moral bagi para Jaksa terutama untuk Jaksa yang masih muda, karena masa depan Kejaksaan ada ditangan mereka.
"Karena mereka masih muda, jadi saya berpikir apa yang bisa lebih masuk ke perasaan mereka. Saya mencontohkan, mohon maaf saya muslim, saya mencontohkan pak Wali menyebarkan agama Islam dengan budaya Jawa yang bisa diterima oleh masyarakat," ujar Dandeni, kepada InfoPBUN saat dijumpai di Pojok Ambyar Kantor Kejaksaan Negeri Kobar belum lama ini.
Menurut Dandeni, ia berpikir karena yang muda-muda suka musik dan kebetulan ia pun menyukai musik, sehingga ia menciptakan lagu Bangkitlah Adhyaksa Muda yang memiliki pesan moral bahwa dalam melaksanakan tugas pasti banyak godaan yang mengganggu idealisme Jaksa.
ADVERTISEMENT
"Selain lirik yang saya buat, saya masukan juga quote dari pimpinan, sehingga bisa lebih didengar oleh mereka," imbuhnya.
Salah satu pesan moral dari video klip Bangkitlah Adhyaksa Muda, lanjut Dandeni, dalam kehidupan sehari-hari saat melaksanakan tugas, pastinya ada banyak godaan yang dialami. Dalam video klip tersebut mengangkat tema bahwa dalam penegakan hukum kita bertemu dengan orang yang terdekat, baik itu teman, saudara bahkan anak atau orangtua sendiri.
"Itu yang membuat tekanan batin kita sendiri, mungkin dalam hati sanubari ingin membantu mereka, tetapi karena aturan sudah ada tidak memperbolehkan untuk mempengaruhi keputusan kita jadi beban kita sendiri," tuturnya.
Dalam video klip tersebut menceritakan persahabatan dari kecil hingga dewasa, ketika bekerja dengan garis yang berbeda, satu menjadi penegak hukum sedangkan temannya masyarakat biasa yang melanggar hukum bertemu dalam proses peradilan.
ADVERTISEMENT
"Tentunya itu membuat dilema bagi penegak hukum dalam mengambil keputusan, akhirnya kami buat diakhir cerita bahwa sahabatnya ini tersenyum yang mengartika dia sudah lapang dada mengerti bahwa sahabatnya tersebut merupakan penegak hukum yang menjalankan tugasnya," pungkasnya.