Kisah Mantan Pekerja Serabutan di Kotawaringin Barat yang Kini Jadi Petarung MMA

Konten Media Partner
20 Oktober 2021 11:33 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aminudin tersenyum sumringah saat meraih kemenangan perdana dalam ajang One Pride MMA yang digelar Sabtu lalu. Foto: IST/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Aminudin tersenyum sumringah saat meraih kemenangan perdana dalam ajang One Pride MMA yang digelar Sabtu lalu. Foto: IST/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Jagad tinju bebas tanah air dikejutkan dengan penampilan ciamik Aminudin, petarung Mixed Martial Arts (MMA) asal Desa Mandala Jaya, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat.
ADVERTISEMENT
Dia mengalahkan Salmri Pattisamallo, petarung asal Timika, Papua, dalam Rink Fight Night 50 One Pride MMA The Battle Fight yang ditayangkan oleh TV One pada Sabtu lalu (16/10/2021).
Aminudin yang tergabung dalam tim Astagym MMA Bogor berhasil mengungguli Salmri dalam pertandingan yang berlangsung selama 3 ronde, atau setara durasi 18 menit.
Dalam pertandingan tersebut, keduanya saling unjuk kebolehan sebagai petarung debutan di kelas atomweight (48 kg). Hasilnya, Aminudin berhak menjadi pemenang, setelah unggul angka dari lawannya.
Kemenangan Aminudin terasa sangat spesial, sebab ia menjadi satu-satu petarung asal Kalimantan Tengah yang berhasil tembus ke ajang bergengsi itu, dan tampil di layar kaca.
Perjuangan Aminudin meniti karir sebagai petarung MMA tidak mudah, butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mendapatkan kesempatan baku hantam di dalam ring octagon, dan disaksikan se-nusantara.
ADVERTISEMENT
Kisah ini berawal saat Aminudin masih duduk di sekolah dasar (SD) Negeri 2 Pangkalan Lada, pria kelahiran Pangkalan Bun, 5 April 1997 itu memang terbilang gemar berkelahi. Kebiasaan itu pun berlanjut saat dirinya masuk ke SMP Negeri 1 Pangkalan Lada dan SMK Negeri 1 Pangkalan Bun.
"Waktu kecil saya memang suka berantem, waktu remaja dan dewasa juga sering berantem gak jelas, sering ngerugiin orang, tidak terarah, gak bagus kan jadinya," akunya.
Meski demikian, selepas lulus dari SMK pada tahun 2015 silam, anak pasangan Muchsin dengan Suharmi tidak serta merta langsung menjadi petarung, tetapi beragam profesi dijalankannya guna membantu perekonomian keluarganya, sembari memupuk cita-citanya.
Aminudin pernah bekerja di pabrik cangkang sawit, helper operator alat berat, mandor rawat di perusahaan sawit PT SINP, dan berprofesi sebagai satpam di pusat perbelanjaan tenama di kota Pangkalan Bun.
ADVERTISEMENT
"Pernah juga kerja cuci mobil, apa aja bang kerja dilakuin abis lulus sekolah," ucap Aminudin kepada InfoPBUN, Rabu (20/10/2021).
Awal mula ia tertarik menjadi atlet tinju bebas, setelah dirinya kerap menyaksikan pertandingan MMA di televisi. Aminudin berpikir bahwa olahraga tersebut cocok dengan kepribadiannya.
"Saya langsung DM admin Astagym ternyata dijawab tidak ada latihan online. Ya udah waktu itu posisi saya masih di Kalimantan dan kerja di PT SINP ngumpuli duit buat berangkat ke Bogor. Setelah duit saya cukup langsung berangkat ke sana," ujarnya.
Saat tiba di Astagym Bogor, Aminudin tidak langsung diterima, melainkan terlebih dahulu menjalani tes mental bertanding melawan para atlet yang berlatih di lokasi tersebut. Alhasil, Aminudin selalu kalah, karena memang ia belum menguasai teknik tinju bebas yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT
Aminudin mendaratkan bogem ke arah wajah lawannya dalam pertandingan MMA. Foto: IST/InfoPBUN
Namun demikian, dirinya tidak patah semangat dan terus berlatih dari hari ke hari dan memperhatikan para senior saat bertanding.
"Tapi saya gak kapok. Bocor hari ini, besok datang lagi, besoknya datang lagi. Dan akhirnya diterima oleh tim Astagym, karena mungkin melihat niat yang bersungguh-sungguh," kata Amin.
Karena keuangannya terbatas, maka Aminudin berinisiatif mencari pekerjaan di Bogor. Ia pernah berjualan donat keliling dari satu rumah ke rumah lainnya.Tetapi karena lokasinya jauh dari tempat latihan, ia memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut dan mencari pekerjaan yang dekat dengan Astagym.
Kemudian ia pun mendaftar dan diterima menjadi cleaning servis di Astagym, serta diberikan kamar di sekitar lokasi tersebut, sehingga memudahkan dirinya latihan setiap hari.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat berterima kasih dengan Owner tim Asta, bapak Maryo Satya Wirawan, karena sudah diberikan fasilitas, dan bisa kerja bersih-bersih di Astagym," imbuhnya.
Setelah sekian lama, berlatih dirinya pun mendapat kesempatan bertarung menggunakan bela diri Muay Thai melawan atlet asal Riau, tetapi masih saja kalah.
Selain itu, ia pun pernah berkesempatan mewakili kalteng dalam ajang seleksi pelatnas Sea Games cabor Kick Boxing, namun gagal lolos.
"Awal-awal dulu memang sering kalah, kalah tetapi saya terus belajar dan berlatih dan mulai keliatan hasilnya. Pernah dulu daftar One Pride tahun 2019 tapi gagal lolos," bebernya.
Keberuntungan akhirnya menghampiri Aminudin, saat mendaftar One Pride di tahun 2021, ia dinyatakan lolos dan mendapat tempat bertarung di arena Octagon.
ADVERTISEMENT
Ia berhadapan dengan Salmri yang juga merupakan seorang atlet PON asal Papua.
"Di kasih musuh berat, orang Papua, Salmri. Saya yakin dia kuat, soalnya dia atlet PON dan senior saya jauh. Tapi Alhamdulillah pelatih terus ngasih semangat kepada saya," ungkap Amin.
Aminudin tidak menyangka bisa menang dalam pertandingan perdananya di ajang tersebut. Dirinya percaya kemenangan tersebut berkat doa dari banyak orang.
"Alhamdulillah berkat doa teman-teman di Kalteng, di Pangkalan Bun, di kampung saya Pangkalan Lada, saya hoki baik lah malam itu," tutur Aminudin sumringah.
Aminudin yang mengakui lebih condong gaya bertarung Muay Thai ini mengidolakan sosok petarung sekaligus pelatih Suwardi yang dinilai memiliki gaya bertarung unik.