Kisah Pembuat Peti Jenazah di Kalteng yang Penghasilannya Naik Selama Corona

Konten Media Partner
13 Juli 2021 19:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi produksi peti mati.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produksi peti mati.
ADVERTISEMENT
PALANGKA RAYA-Pandemi COVID-19 berdampak luas terhadap banyak bidang, termasuk ekonomi. Namun ada bidang-bidang tertentu yang ternyata justru mendapatkan rezeki di balik situasi ini, salah satunya bisnis pembuatan peti jenazah.
ADVERTISEMENT
Joko (40) warga Jalan S Parman Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah, mengaku setiap bulannya mendapatkan gaji sekitar Rp4 juta hingga Rp5 juta dari pekerjaannya sebagai tukang pembuat peti jenazah.
Diakui ayah dua orang anak tersebut, ia hampir tiga tahun lebih ikut kerja di tempat pembuatan peti jenazah Tabitha milik Yosi alias Uci yang berada di Jalan Argopuro, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.
"Dari Januari sampai Juli 2021 ada sekitar 150 peti jenazah yang keluar dari tempat kita. Itu semua rata-rata jenazah meninggal akibat COVID-19," kata Joko sembari memegang peralatan kerjanya, Senin (13/7) dilansir dari Antara.
Satu peti jenazah dihargai sekitar Rp2,5 juta lebih. Peti yang sudah jadi dan siap pakai kebanyakan sudah dipesan oleh beberapa rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya.
ADVERTISEMENT
Ketika ada orang meninggal, baik karena COVID-19 ataupun penyebab lain, tempat pembuatan peti jenazah Tabitha selalu dihubungi. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah peti yang keluar tahun ini jauh lebih banyak. Bahkan dirinya sempat kewalahan dalam melayani pemesanan peti jenazah di wilayah 'Kota Cantik' khususnya.
Pihaknya juga harus membuka tempat usaha serupa di wilayah Tangkiling Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya, dengan tujuan agar warga yang meninggal akibat COVID-19 di daerah setempat dapat ditangani apabila ada pemesanan peti jenazah.
"Dalam kondisi seperti sekarang ada sekitar empat sampai enam peti jenazah yang keluar dari tempat kami ini untuk orang yang meninggal karena COVID-19," ucapnya.
Ditambahkan Joko yang lahir di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah itu, selama ini bahan baku untuk pembuatan peti jenazah di Palangka Raya cukup mudah.
ADVERTISEMENT
Bahan baku pembuatan peti jenazah adalah kayu alau, bahkan di setiap mebel di Palangka Raya banyak sekali yang menjualnya. Dengan pekerjaan seperti itu ia mengaku bisa menafkahi satu istri dan dua anaknya.
"Bahan baku mudah saja dicari dan Alhamdulillah dengan pekerjaan saya yang sekarang ini, saya bisa menafkahi dan sekolahkan anak saya," ungkap Joko.
Meski meraup keuntungan dari situasi ini, sebagai makhluk sosial, Joko mengaku merasa prihatin dan sangat sedih dengan keganasan COVID-19 yang telah merenggut banyak korban jiwa.
Suami dari Kusnaini Dewi (40) tersebut mengaku sangat prihatin dengan kondisi penyebaran COVID-19 yang saat ini cukup tinggi, meski secara bisnis, ini cukup menguntungkan.
"Jujur sebenarnya saya sangat sedih banyak warga kita yang terpapar COVID-19 lalu meninggal, itu terlihat dari pesanan peti di tempat kami," ujarnya berempati.
ADVERTISEMENT
Ayah dua orang anak ini berharap, pandemi segera berlalu sehingga kehidupan di Kota Palangka Raya dan sekitarnya akan kembali normal.
"Ya harapan saya pandemi seperti ini segera berlalu dan kita bisa kembali hidup normal," tegasnya.
Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan ANTARA, Joko sang pembuat peti jenazah berpesan kepada seluruh masyarakat di Kota Palangka Raya jangan pernah menyepelekan persoalan COVID-19.
Tetap taati protokol kesehatan seperti menggunakan masker, cuci tangan yang sering, menjaga jarak, menjauhi kerumunan agar kita terhindar dari yang namanya virus Corona.
"Mari perketat dan patuhi proprotokoltokol kesehatan agar kita tidak terpapar virus Corona yang sedang melanda daerah kita," demikian Joko.