Kisah Penyelamatan Orang Utan yang Terjebak di Lokasi Karhutla

Konten Media Partner
20 September 2019 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim WRU BKSDA Kalteng dan OFI evakuasi Orangutan. (Foto: BKSDA Kalteng)
zoom-in-whitePerbesar
Tim WRU BKSDA Kalteng dan OFI evakuasi Orangutan. (Foto: BKSDA Kalteng)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Orang utan jantan dewasa ditemukan warga terjebak di tengah-tengah lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Hutan Produksi (HP), Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, KM 15, Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng, sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (19/9).
ADVERTISEMENT
Orang utan jantan dewasa yang sudah memiliki cheek pads tersebut awalnya ditemukan oleh warga pemilik kebun, Hatman. Ia menemukan orang utan tersebut berkeliaran di lokasi kebunnya sejak 3 minggu lalu, sebelum terjadi karhutla di kawasan tersebut.
"Warga saat itu menemukan, karena sendirian, jadi baru ke jalan dulu untuk mencari sinyal melapor ke kita, saat sudah kembali lagi, jadi kehilangan jejak orang utan tersebut, kami cek hanya menemukan 9 sarang. Kami sarankan ke warga, apabila menemukan lagi jangan sendirian, satu memantau, satu pergi melapor," ujar Nasibah, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), kepada InfoPBUN, Jumat (20/9).
Tim WRU melakukan pemeriksaan luar orang utan. (Foto: BKSDA Kalteng)
Nasibah meneruskan, pada sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (19/9) pihaknya kembali mendapat laporan kembali dari Hatman. Orang utan tersebut terjebak di tengah-tengah karhutla. Gambarannya: Di sisi kanan-kiri orang utan itu berada ada Tim Satgas Karhutla yang sedang memadamkan api.
ADVERTISEMENT
"Warga melapor lagi, kali ini dia sama adiknya, adiknya memantau pergerakan orang utan, Hatman mencari sinyal untuk melapor ke kami. Pada saat saya datang, orang utan tersebut berada di tengah-tengah lokasi kebakaran lahan, kiri dan kanan Tim Satgas sedang melakukan pemadaman," ungkapnya.
Orangutan jantan dewasa usai dibius. (Foto: BKSDA Kalteng)
Saat itu, Nasibah terus memantau pergerakan orang utan. Matanya tidak lepas dari primata langka tersebut. Lalu, ia menggiring orang utan tersebut menuju satu pulau hutan kecil yang dipenuhi pepohonan sisa kebakaran.
"Kalau sudah masuk hutan itu orang utan itu aman, jadi lebih enak evakuasi dari pada di lokasi kebakaran, risiko terperosok di lahan gambut yang di dalam masih api membara," imbuhnya.
Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama Orangutan Foundation International (OFI) tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB. Lokasi dari Jalan poros Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama menuju titik orang utan sekitar 500 meter.
ADVERTISEMENT
Saat dievakuasi, ada perlawanan dari orang utan. Orang utan itu mematahkan pohon-pohon dan melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Setelah berhasil dibius dari atas pohon, orang utan dengan perkiraan bobot 90 kilogram tersebut ditandu oleh 6 orang Tim WRU.
Orang utan ditandu. (Foto: BKSDA Kalteng)
Evakuasi berlangsung dramatis. Kondisi tanah lahan gambut membuat Tim WRU kewalahan membopong orang utan tersebut.
Sesekali, kaki Tim WRU harus terperosok ke dalam tanah gambut hangat yang baru saja dipadamkan dari kebakaran. Bahkan, ada petugas yang sampai terperosok dan terjatuh saat membopong kayu tandu evakuasi orang utan.
Sementara itu, Kepala SKW II BKSDA Kalteng, Dendi Sutiadi, menuturkan orang utan jantan dewasa tersebut berhasil dievakuasi ke Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, dengan titik koordinat -2.57813; 111.57603, pada pukul 21.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Kalau kondisi luar fisik sehat, kondisi dalam saat ini sedang dilakukan pemeriksaan di Orangutan Care Center and Quarentine (OCCQ) OFI di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan," pungkasnya.
Dalam kurun waktu Agustus-September 2019, ada 4 laporan warga melihat orang utan di sekitar lokasi Karhutla, 3 laporan berada di Kelurahan Mendawai Seberang, dan 1 laporan Desa Terantang. (Joko Hardyono)