Kisah Warga Kotawaringin Barat Temukan Bayi di Depan Pintu Rumah

Konten Media Partner
23 Mei 2022 16:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penemuan bayi di depan pintu rumah warga Jalan Tiyung, Translik, Desa Pasir Panjang. Foto: IST
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan bayi di depan pintu rumah warga Jalan Tiyung, Translik, Desa Pasir Panjang. Foto: IST
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Warga Jalan Tiyung, RT. 11, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Aris Kurniawati Apriliasari tidak menyangka menemukan bayi di depan rumahnya, Minggu (22/5) sekitar pukul 23.50 WIB.
ADVERTISEMENT
Aris mengisahkan, awal malam kronologi kejadian, saat itu ia bersama suaminya Rahmat menginap di rumah orang tuanya di Jalan Tiyung, RT. 11, Translik, Desa Pasir Panjang. "Saya tinggal di Tatas mas, kebetulan malam itu memang nginap di sana (tempat orang tua)," ujar Aris, Senin (23/5) kepada InfoPBUN.
Aris menerangkan, sekira pukul 23.50 WIB, ia terbangun dari tidur karena digagetkan dengan suara tangisan bayi. Awalnya tidak mengira itu tangisan bayi, lama kelamaan suara tangisan bayi semakin terdengar jelas.
"Saya kasih tahu suami saya yang kebetulan belum tidur, tapi suami saya tidak mendengar suara tangisan bayi karena menggunakan headset di telinganya," terang Aris.
Setelah membangunkan suaminya yang bernama Rahmat, kemudian ia membangunkan ayahnya Kartono. Mereka mengintip dari jendela dan betapa kagetnya ada bayi tergeletak persis di depan pintu rumah mereka.
ADVERTISEMENT
"Kami gak berani megang mas, jadi saya menyarankan video dulu sebagai barang bukti dan nelpon polisi apakah boleh di angkat atau enggak, katanya boleh baru kami angkat setelah itu," tuturnya.
Setelah Kartono memanggil Ketua RT. 11 dan warga, lanjut Aris, tidak lama setelah itu polisi datang dan membawa bayi malang tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
"Sebelum kejadian, kata suami ada suara kendaraan sempat berhenti, tapi gak yakin kalau itu orangnya, namanya kita hidup bertetanggakan mas," ucap Aris.
Selain itu, tambah Aris, sebelumnya juga tidak ada yang mendengar suara jejak kaki, karena posisinya saat itu sedang tidur dan terbangun karena mendengar suara tangisan bayi.
"Bayi cuma pakai bedong, pampers sama kain jarik saja mas, gak pakai baju juga. Baju baru kami pakaikan, karena kebetulan tetangga punya anak bayi juga, lalu kita kasih susu juga malam itu mas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT