Masuk Penjara, Tiga WBP di Lapas Pangkalan Bun Menjadi Mualaf

Konten Media Partner
10 April 2019 23:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kalapas Klas IIB Pangkalan Bun Kusnan menyerahkan akta kepada mualaf WBP Lapas Pangkalan Bun. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Kalapas Klas IIB Pangkalan Bun Kusnan menyerahkan akta kepada mualaf WBP Lapas Pangkalan Bun. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Tiga Warga Binaan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Pangkalan Bun yang tersandung kasus pencurian dan penadahan dengan hukuman ringan telah mendapatkan hidayah dan memeluk agama Islam saat masuk penjara di Lapas Pangkalan Bun.
ADVERTISEMENT
Tiga WBP mualaf tersebut adalah Melki Hutapea, Andre Aprili Rumondor dan Susanto kini telah resmi mendapatkan identitas akta masuk Islam dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kemenag Kobar yang diajukan sejak bulan Februari 2019 lalu.
"Mereka masuk Islam 1 Februari 2019 oleh petugas Kemenag di dalam Masjid At Taubah, namun baru ini mendapatkan akta dari Kemenag Kobar," ujar Kalapas Klas IIB Pangkalan Bun Kusnan melalui Kasi Binapi dan Giatja, Peni Hadi Sutrisno, Rabu (10/4) usai acara Isra Miraj di Masjid At Taubah Lapas Pangkalan Bun.
Akta masuk Islam tersebut diserahkan kepada tiga WBP mualaf disela peringatan Isra Miraj yang dihadiri ratusan santri Pesantren Masjid At Taubah di Lapas Klas IIB Pangkalan Bun. "Warga binaan mualaf ini masuk Islam atas kesadaran hati sendiri, tanpa ada paksaan atau tekanan dari siapapun juga," bebernya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Peni, melalui peringatan Isra Miraj tersebut menjadikan salat sebagai sarana untuk sifat tawadu, displin, jujur serta mewujudkan pribadi yang soleh dalam kehidupan masyarakat. "Sangat berharap besar santri ingin melakukan perubahan masing-masing individu santri secara umum, melalui pembinaan kepribadian agama agar selalu istiqomah, agar selalu melakukan kebaikan, sehingga santri mendapatkan perubahan secara signifikan, kenakalan dan kejahatan semakin menurun," pungkasnya. (Joko Hardyono)