Melalui Udara, Tim Gabungan Cek Temuan yang Diduga Serpihan Pesawat

Konten Media Partner
5 Januari 2021 19:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim gabungan saat patroli udara cek lokasi penemuan serpihan dugaan puing pesawat. Dok. Kodim 1014/Pbn
zoom-in-whitePerbesar
Tim gabungan saat patroli udara cek lokasi penemuan serpihan dugaan puing pesawat. Dok. Kodim 1014/Pbn
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Tim Gabungan Komandan Kodim 1014 /Pbn Letkol Arh Drajad Tri Putro, bersama dengan Kapolres Kotawaringin Barat (Kobar) AKBP Devy Firmansyah dan Danlanud Iskandar Pangakalan Bun melakukan patroli udara menggunakan helikopter untuk mengecek langsung keberadaan sebuah benda temuan warga di pesisir area Teluk Ranggau, Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang diduga merupakan serpihan pesawat, (5/1).
ADVERTISEMENT
Kuat dugaan serpihan tersebut merupakan potongan badan pesawat Air Asia QZ 8501 jenis Air Bus 320-200 yang mengalami kecelakaan di Perairan Kumai 30 Desember 2014 silam.
Benda asing berukuran besar dengan setengah lingkaran dengan panjang lebih dari 9 meter tersebut bagian atasnya sudah dalam kondisi terpotong tersebut pertama kali ditemukan oleh warga di Tepi Pantai Teluk Runggau, Desa Sungai Cabang, Senin 4 Januari 2021, pukul 15.00 WIB.
Dandim 1014/Pbn Letkol Arh Drajad Tri Putro mengatakan, patroli udara yang dilaksanakan bersama dengan Kapolres Kobar dan Danlanud Iskandar Pangkalan Bun tujuannya adalah untuk memastikan keberadaan benda tersebut.
"Kita tidak bisa berspikulasi mengatakan kalau benda itu adalah potongan pesawat Air Asia yang jatuh beberapa tahun lalu, pengecekan yang kita lakukan kali ini hanya melalui udara sehingga tidak bisa tau persis benda itu apa," ujar Dandim
ADVERTISEMENT
"Kita tetap akan melakukan pengecekan langsung melalui jalur air agar bisa sampai ke lokasi tersebut, namun saat ini cuaca masih tidak memungkinkan untuk bisa sampai kesana dikarenakan kondisi air laut yang gelombangnya sangat tinggi, apabila dipaksakan bisa membahayakan anggota kami dilapangan," tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah menyampaikan, bahwa saat pihaknya melakukan patroli terkendala sulitnya signal di lokasi, sehingga tidak menemukan titik koordinat lokasi benda tersebut.
"Ketika kita pulang, titik koordinatnya baru dapat, tim melalui jalur laut pun kita belum dapat info, kita juga menunggu pihak KNKT datang ke Pangkalan Bun," pungkasnya.