Mengungkap Asal Usul Nama Dusun Karang Anyar di Kotawaringin Barat

Konten Media Partner
30 Juli 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana dusun Karang Anyar, Kotawaringin Barat. Foto diambil sekitar tahun 1992/InfoPBUN/foto : IST
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dusun Karang Anyar, Kotawaringin Barat. Foto diambil sekitar tahun 1992/InfoPBUN/foto : IST
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Dusun Karang Anyar merupakan sebuah perkampungan kecil yang berada sekitar enam kilometer dari kota Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan tokoh setempat, asal usul nama dusun Karang Anyar berasal dari nama tumbuhan buah yang kerap dijumpai di pinggiran sungai. Masyarakat lokal menyebut tumbuhan itu dengan sebutan Keleng Enyer.
"Buahnya berwarna merah atau orange, bisa dimakan. Jadi dulu di sungai itu banyak tumbuhan ini. Karena banyak, lalu dijadikan nama sungai dan nama dusun," ungkap Tokoh Mendawai, Amir Husin, Jumat (30/7/2021).
Tak hanya itu, dusun ini juga diperkirakan sudah berumur lebih dari 300 tahun. Lebih tua dari ibu kota Kotawaringin Barat itu sendiri. Maka tak heran jika sebagian masyarakat Mendawai mengenal dusun ini dengan sebutan "lebu helu" yang berarti kampung dulu/awal.
Ia menerangkan sebutan lebu helu ada setelah terjadi peristiwa perpindahan ibukota pemerintahan Kesultanan Kutaringin dari kotawaringin Lama (Teringin) menuju Pangkalan Bun (Pongkalan Bu'un) di era kepemimpinan Pangeran Imanudin pada tahun 1814.
ADVERTISEMENT
"Setelah ibukota kesultanan pindah, masyarakat ramai-ramai pindah ke sungai Bulin supaya lebih dekat dengan kediaman raja sekaligus meramaikan ibukota yang baru," ujarnya.
Akibat perpindahan itu dusun ini sempat ditinggalkan dan hanya dijadikan tempat berladang. Baru sekitar awal 60-an dusun ini mulai ditinggali penduduk. Jumlahnya pun bisa dihitung dengan jari.
Salah satu bukti eksistensi usia dusun Karang Anyar yakni keberadaan sebuah pohon asam derawa berpenampang lebih dua meter. Namun sayang pohon tersebut sudah ditebang pada tahun 2008 silam.
Disamping itu, di dusun ini pula cukup banyak dijumpai makam kuno yang tersebar di sejumlah titik. Bahkan pernah ada warga yang  mendapatkan koin berlambang perusahaan dagang belanda, VOC yang bertuliskan tahun 1795.
ADVERTISEMENT