Normalisasi Sungai Dalam Kota Dimulai Minggu Depan

Konten Media Partner
15 Juni 2019 22:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir luapan sungai Jayau menggenangi pemukiman RT.02 Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kamis (13/6). (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir luapan sungai Jayau menggenangi pemukiman RT.02 Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kamis (13/6). (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kobar akan melakukan normalisasi sungai yang berada di dalam Kota Pangkalan Bun yang akan dimulai minggu depan.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala PUPR Kobar Juni Gultom menyampaikan, normalisasi akan dilakukan pada sungai Bamban Kelurahan Mendawai, sungai Buun dan sungai Tembaga Kelurahan Baru yang akan mulai dinormalisasi pada minggu depan. "Ketiga sungai itu masuk dalam kategori urgent untuk dilakukan normalisasi," ujar Juni, Sabtu (15/6).
Juni meneruskan, normalisasi termasuk pelebaran sungai dan juga pengerukan pada titik yang telah mengalami pendangkalan serta pembagian arah aliran di daerah hulu sungai. "Kita sudah lakukan pendataan, memang ada yang mendirikan bangunan dibagian sungai, ini nanti kita invetarisir untuk lakukan normalisasi," tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah mengatakan, untuk sungai Jayau yang berada di perbatasan Kelurahan Kumai Hilir dan Desa Sungai Kapitan akan dilakukan normalisasi dan pembagian arah aliran air sungai akan dimulai tahun 2020 dan akan dibahas bersama dengan DPRD Kobar.
ADVERTISEMENT
"Wilayah Kobar tidak hanya di Kumai Hilir yang tergenang banjir, ada beberapa daerah lain juga menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah. Jadi himbauan kami, masyarakat jangan pernah merasa tidak diperhatikan atau tidak ada keadilan. Atas perintah Ibu Bupati saya akan koordinasikan dengan BPBD untuk melakukan pemetaan invetarisir daerah-daerah mana yang terkena banjir, agar segera mendapatkan perhatian," pungkasnya. (Joko Hardyono)