Operasi Pemisahan Bayi Kembar Dempet Membutuhkan Dana Rp 1 M

Konten Media Partner
9 Januari 2020 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Bhayangkari Polres Kobar mengunjungi bayi kembar dempet dada di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Bhayangkari Polres Kobar mengunjungi bayi kembar dempet dada di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet dada berjenis kelamin laki-laki yang lahir pada hari Sabtu (4/1), sekitar pukul 10.45 WIB di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) membutuhkan dana sebanyak Rp 1 miliar.
ADVERTISEMENT
"Bayi kembar siam ini BPJS nya sudah aktif, tapi estimasi biaya operasi pemisahan tersebut tidak bisa ditanggung semua oleh BPJS, biayanya bisa mencapai ratusan juta hingga Rp 1 miliar," ujar Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Fachrudin, Kamis (9/1) kepada InfoPBUN.
Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Fachrudin melihat kondisi bayi kembar. (Foto: RSSI Pangkalan Bun)
Fachrudin menerangkan, operasi pemisahan bayi kembar siam ini membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Pasalnya, ibu bayi kembar siam Istiharoh (30) saat ini mengalami depresi berat harus berjuang sendirian tanpa ditemani keluarga dan suami.
"Suaminya pergi saat ia masih mengandung bayi kembar, jadi harus berjuang sendirian, maka itu ia butuh bantuan kita semua, ini kelahiran ke duanya," tandasnya.
Kondisi bayi kembar saat ini normal seperti pada bayi pada umumnya. Namun, lanjut Fachrudin, bayi kembar ini dirawat di ruangan khusus agar terhindar dari infeksi. "Minumnya seperti bayi biasa, pencernaannya juga lancar," bebernya.
ADVERTISEMENT
Pihak RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun masih menunggu konfirmasi dari tim bedah RSUD dr. Soetomo Surabaya yang akan melakukan observasi bayi kembar siam di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
"Surat kita sudah dibaca mereka, mereka mau rapatkan dulu, nanti hasilnya dikabarkan, apakah bisa dilakukan operasi pemisahan di sini atau harus dibawa ke Surabaya. Karena pasca operasi pemisahan juga penting untuk diperhatikan," ucapnya.
dokter spesialis anak Diah Erma Prita Santi memperlihatkan hasil rogten bayi kembar dempet. (Foto: Joko Hardyono)
Donasi yang terkumpul sementara dari rekening Istiharoh yang dibuatkan oleh RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Yayasan Bayi Kembar, dan relawan, dana yang terkumpul baru Rp 14 juta. "Itu dua hari yang lalu baru Rp 14 juta, mungkin sekarang sudah bertambah, yang pasti untuk biaya untuk ibu dan bayi kembar selama masih dalam perawatan di sini ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun InfoPBUN, Istiharoh ibu bayi kembar ini, selama ditinggal suaminya bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya bersama anak pertamanya yang masih berusia 5 tahun. "Kerja apa saja, biasa membantu orang, mencucikan baju, atau bersihkan rumah, dia pun tinggal di kontrakan," kata Fachrudin.
Sementara itu, dokter spesialis anak Diah Erma Prita Santi menyampaikan, hasil evaluasi baik diberi oxycan maupun tidak hasilnya bagus, kemudian tali pusar ada 1, alat kelamin ada 2, anus ada 2. Namun, setelah dilakukan rogten, diduga jantung bayi kembar tersebut bersatu.
"Jadi kemungkinan masih dugaan jantungnya ada dua tapi dempet juga atau memang ada satu jantung, karena yang terdengar detak jantungnya hanya satu," tuturnya.
Selain itu, kondisi lainnya, lanjut Diah, daerah dada bayi kembar tersebut terlihat adandua liver (hati) bersatu dan usus bersatu. Kasus kembar siam dempet ini memang jarang terjadi di dunia, 200 ribu banding 1 angka kelahiran.
ADVERTISEMENT
"Biasanya memang kalau kembar itu faktor keturunan, tapi kalau kembar siam dempet karena akibat tidak sempurnanya proses pembelahan pada kehamilan kembar monozigot (satu sel terlur)," terang Diah.
Bayi kembar siam dempet perut dan dada di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. (Foto: RSSI)
Menurut Diah, Zigot itu adalah pertemuan seperma denga sel telur (Sel telur kembar). Karena tidak membelah sempurna pada hari ke 13 maka terjadilah kembar Siam. Sedangkan masa membelah zigot itu maksimal 13 hari, dan kalau lebih dari 13 hari tidak membelah maka ia tidak akan membelah lagi. Jadi yang tersisa adalah dempetan-dempetan itu.
"Adapun penyebab hal tersebut biasannya dipengaruhi oleh gizi yang kurang, infeksi dan kondisi lingkungan yang kurang baik," bebernya.
Diah menambahkan, kasus kembar siam sebenarnya bisa dicegah. Adapun cara mencegahnya yaitu pastikan kehamilan terencana, dengan memberikan nutrisi pada ibu hamil, ibunya terhindar dari infeksi yang menyebab masalah pada kehamilan.
ADVERTISEMENT
"Memang sulit mencegahnya, namun hal terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan kontrol kehamilan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Dengan begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi dapat segera diketahui, termasuk jika mengandung bayi kembar siam," pungkasnya.