Orang Utan Kembali Ditemukan di Kalteng: Terluka dan Jari Hampir Putus

Konten Media Partner
11 Desember 2019 7:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim WRU BKSDA Kalteng dan OFI melakukan pemeriksaan orang utan di Desa Sei Bedaun. (Foto: BKSDA Kalteng)
zoom-in-whitePerbesar
Tim WRU BKSDA Kalteng dan OFI melakukan pemeriksaan orang utan di Desa Sei Bedaun. (Foto: BKSDA Kalteng)
ADVERTISEMENT
CATATAN REDAKSI infoPBUN: Isi berita ini mengalami perubahan, lantaran BKSDA meralat keterangannya. Kutipan "Setelah mendapatkan laporan dari Kepala Desa Bedaun..." menjadi "Setelah mendapatkan laporan dari pihak perusahaan dan Koramil Kumai...".
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Konflik orang utan dan manusia kembali terjadi, kali ini Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng bersama Orang Utan Foundation Internasional (OFI) melakukan rescue satu individu dalam keadaan penuh luka-luka di dalam kawasan perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Primata langka dilindungi tersebut berada di Blok J41 Bromo Estate PT. Bumi Langgeng Pradana Trada, dengan koordinat 2.75646S; 111. 84966E, Desa Sei Bedaun, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar Kalteng, dievakuasi sekitar pukul 19.00 WIB, Senin (9/12). Pihak perusahaan lah yang melaporkan pertama kali kepada BKSDA dan Koramil Kumai.
Kepala SKW II BKSDA Kalteng, Dendi Setiadi, menuturkan orang utan berjenis kelamin jantan tersebut di-rescue dari atas pohon kelapa sawit menderita luka sayatan benda tajam pada bagian bahu bawah leher sebelah kanan dan jari hampir putus.
ADVERTISEMENT
"Setelah mendapatkan laporan dari pihak perusahaan dan Koramil Kumai, Tim WRU BKSDA Kalteng bersama OFI langsung bergerak ke lokasi dibantu pihak perusahaan untuk melakukan rescue, usianya sekitar 10 tahun dengan bobot 18 kilogram," ujar Dendi, Selasa (10/12).
Untuk menuju lokasi, lanjut Dendi, Tim WRU BKSDA Kalteng hanya bisa menempuh melalui jalur perairan sungai menggunakan transportasi air menuju lokasi. Tim dari perusahaan pun turun tangan menjemput tim BKSDA.
"Luka tersebut kemungkinan akibat konflik dengan manusia, evakuasi berlangsung hingga pukul 22.00 WIB, saat ini orang utan berada di OCCQ untuk pemeriksaan lanjutan," tandasnya.
Dendi menegaskan, untuk mengungkap pelaku penyiksaan terhadap orang utan tersebut, pihaknya telah menyurati Gakkum dan Kepolisian untuk proses lebih lanjut, sehingga kasus tersebut dapat terungkap dan tidak terjadi kembali di kawasan perkebunan sawit.
ADVERTISEMENT
"Semoga pelaku dapat segera terungkap, dan dapat dipidanakan sesuai dengan undang-undang," pungkasnya.
Ditemukan 26 Pelet Peluru Senapan Angin di Tubuh Ahad
Kondisi Ahad mulai membaik saat menjalani perawatan di OCCQ OFI di Desa Pasir Panjang. (Foto: OFI)
Sebelumnya, OFI telah mengeluarkan release terkait dengan hasil cek kesehatan orang utan yang ditemukan dalam keadaan sekarat dengan kondisi luka tembak dan luka sayatan, Sabtu (30/11), pukul 16.33 WIB di perkebunan sawit warga berbatasan dengan PT WSSL di Desa Parang Batang, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalteng.
Setelah dievakuasi ke OCCQ milik OFI di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar, orang utan yang diketahui bernama Ahad tersebut setelah di-rogten ditemukan 26 pelet (peluru senapan angin) di sebagian kepala dan tubuh Ahad.
Akibat luka di sekujur tubuh Ahad, ia mengalami kehilangan darah yang cukup banyak yang sebagian besar dari luka pada bagian kepala dan lengannya.
Hasil rongten menunjukan banyak peluru bersarang ditubuh dan kepala Ahad. (Foto: OFI)
Setelah sepekan di rawat di OCCQ, kini Ahad kondisinya mulai membaik, ia mulai bisa duduk menunjukan ada perubahan membaik pada tubuhnya. Untuk pemulihan pihak OFI memanggil ahli bedah ortopedi untuk pemulihan luka-luka pada lengan kiri Ahad.
ADVERTISEMENT