Penguatan Parenting Jadi Solusi Tekan Tingginya Kasus Kekerasan Anak di Kobar

Konten Media Partner
4 Agustus 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dikbud Kobar Rahmad Trisdjianto saat diwawancarai usai peringatan hari anak nasional di Latansa Hall Pangkalan Bun, Rabu (3/8/2022). Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dikbud Kobar Rahmad Trisdjianto saat diwawancarai usai peringatan hari anak nasional di Latansa Hall Pangkalan Bun, Rabu (3/8/2022). Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Tingginya kasus kekerasan terhadap anak di kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) diharapkan menjadi perhatian semua pihak, tak terkecuali bagi pengurus lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai salah satu upaya pencegahan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dinas terkait dari Januari hingga Juli tahun 2022 telah terjadi kekerasan anak di Kobar sebanyak 30 kasus. Padahal, sejatinya Kobar saat ini telah ditetapkan sebagai salah satu kabupaten yang menyandang status layak anak.
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dikbud Kobar Rahmad Trisdjianto mengatakan untuk mengantisipasi kekerasan terhadap anak diperlukan upaya untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya parenting.
Dalam menunjang tumbuh kembang anak, para orang tua tidak hanya berkewajiban memenuhi kebutuhannya tetapi juga turut memberikan perhatian dan pengawasan secara teratur.
"Yang terpenting di bidang pendidikan khususnya PAUD adalah bagaimana kita menguatkan parenting. Menguatkan pemahaman orang tua terhadap tumbuh kembang anak dan tanggung jawab orang tua kepada anak"
ADVERTISEMENT
"Karena ada sebagian orang tua itu menitipkan anak sepenuhnya ke sekolah seperti menitipkan barang, padahal perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak," ucap Rahmad, Rabu (4/8/2022).
Ia melanjutkan, melalui sosialisasi parenting oleh lembaga PAUD diharapkan dapat membuat angka kasus kekerasan anak di Kobar dapat ditekan. Selain itu, pihaknya juga meminta agar pihak sekolah membentuk forum komunikasi antara orang tua siswa dan guru.
"Paling tidak bisa mengurangi kekerasan terhadap anak dari lingkungan dan masyarakat dewasa di sekitarnya. Pemahaman orang tua harus kita kuatkan, baik melalui kegiatan parenting maupun forum komunikasi perkembangan anak," terang Rahmad Trisdjianto.
Di samping itu, dia juga mengaku sepakat apabila pelaku kekerasan seksual anak di berikan hukuman maksimal untuk memberikan efek jera sekaligus ancaman bagi pelaku lainnya.
ADVERTISEMENT
"Setuju karena sudah diatur. Artinya begini sanksi itu harus sesuai dengan perbuatannya, hukuman maksimal bisa diimplementasikan. Karena dampaknya berkaitan dengan kondisi fisik dan mental anak ke depannya," tukasnya.