Penyakit Demam Babi Afrika Diduga Ada di Sejumlah Wilayah di Gunung Mas

Konten Media Partner
10 Oktober 2021 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi.
ADVERTISEMENT
KUALA KURUN-Penyakit demam babi Afrika atau yang dikenal dengan African Swine Fever (ASF) diduga menyebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Terdeteksinya virus yang menyerang babi itu berdasarkan adanya laporan dari masyarakat setempat ke Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Mas yang terus meningkat belakangan ini.
“Belakangan ini memang ada banyak laporan kejadian ternak sakit dengan tingkat kematian ternak yang tinggi di beberapa desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Gumas," ujar Kepala Distan Kabupaten Gumas Letus Guntur melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yuliania Elisabet beberapa waktu lalu.
Terkait dengan adanya laporan-laporan warga tersebut, pihak Distan Gunung Mas Telang mengeluarkan surat himbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya virus ASF dan segera melapor ke petugas terkait untuk ditindaklanjuti.
"Peternak diminta untuk lapor ke Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah setempat atau ke Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan apabila ada babi yang sakit atau mati dalam jangka waktu 1x24 jam," pintanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pihak Distan juga meminta untuk menguburkan babi yang mati agar tidak menimbulkan penularan virus ASF serta melakukan isolasi untuk babi yang masih dalam kondisi sehat.
"Untuk kandang babi yang sedang sakit atau mati diharapkan juga untuk dikosongkan beberapa bulan dan disemprot dengan disinfektan," ujarnya.
Selain menghimbau kepada masyarakat khususnya peternak babi, kasus ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Bahkan saat ini Balai Veteriner (B-Vet) Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel) diminta untuk meninjau dan mengambil sampel pada hewan ternak yang sakit.
“Kami turun ke lapangan mengambil sampel kemudian sampelnya akan dibawa ke Banjarbaru untuk diteliti dan hasilnya akan keluar satu sampai dua minggu kemudian,” ujar Staff Laboratorium Parasitologi B-Vet Banjarbaru Kalsel Indra Wijanarko.
ADVERTISEMENT
Pengambilan sampel dilakukan di sejumlah Desa dan atau Kelurahan di wilayah Kabupaten Gumas pada tanggal 7-8 Oktober 2021 lalu.
Pengambilan sampel dilakukan di wilayah dengan asumsi aman atau tidak ada laporan kematian ternak babi dan juga di daerah terjangkit atau ada laporan ternak babi sakit.
“Kita tunggu saja hasilnya nanti seperti apa. Untuk saat ini peternak kami imbau menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar,” tukasnya.