news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perahu Kelotok di Kalteng Rusak Saat Translokasi Buaya Raksasa Setengah Ton

Konten Media Partner
16 Februari 2020 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SKW II BKSDA Kalteng bersama warga mengevakuasi buaya raksasa. (Foto: IST)
zoom-in-whitePerbesar
SKW II BKSDA Kalteng bersama warga mengevakuasi buaya raksasa. (Foto: IST)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Dapur dan toilet kelotok mengalami kerusakan saat digunakan untuk translokasi buaya raksasa jenis Sinyulong berbobot setengah ton di Sungai Buluh Besar, anak sungai Pesisir Perairan Kumai, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
Proses pelepasliaran buaya berjenis kelamin jantan dengan panjang sekitar 5 meter ini berlangsung dramatis. Salah satu petugas menjadi korban saat evakuasi mengalami luka benturan pada bagian dahi, saat buaya mengamuk.
Proses translokasi saat pemindahan buaya dari mobil rescue ke kelotok juga menjadi tontonan warga sekitar Desa Kubu yang ingin melihat secara langsung buaya langka berukuran besar ini. Tidak hanya menonton, puluhan warga juga membantu pemindahan buaya tersebut ke kelotok.
Perjalanan menuju Sungai Buluh Besar sekitar 2,5 jam dari Desa Kubu. Sungai tersebut dipilih sebagai lokasi pemindahan buaya karena mengingat lokasi tersebut jauh dari keramaian, masuk dalam kawasan hutan lindung, dan berlimpahnya sumber makanan untuk buaya tersebut.
Merasa terganggu dengan banyaknya masyarakat yang berkumpul dan mendekat, buaya tersebut sempat mengamuk dan merusak bagian kelotok yang akan digunakan mentranslokasi buaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala SKW II BKSDA Kalteng Dendi Setiadi, sebenarnya proses pelepasliaran buaya tersebut dilaksanakan pada hari Jumat 14 Februari 2020, namun lantaran cuaca buruk maka pelepasliaran ditunda dan dilakukan pada hari Sabtu 15 Februari 2020.
"Kegiatan translokasi sempat ditunda karena waktu sudah sore dan gelombang sangat besar, translokasi di Sungai Buluh Besar Taman Nasional Tanjung Puting sesuai rekomendasi dari pihak taman nasional," ujar Dendi, Minggu (16/2).
Dilanjutkannya, buaya yang dalam kondisi terikat tersebut sempat dimalamkan di salah satu kelotok milik masyarakat Desa Kubu, namun dengan penjagaan dan pengamanan ketat tim WRU yang menginap di kelotok tersebut.
Sementara itu, staf SKW II BKSDA Kalteng Nasibah menuturkan, saat sampai di lokasi pelepasliaran, pihaknya melepas seluruh ikatan pada tubuh buaya, tidak berapa lama kemudian buaya disiram dengan air dengan harapan mau bergeser badannya untuk masuk ke dalam sungai.
ADVERTISEMENT
"Saat mau masuk sungai, posisi masih di belakang kelotok, buntutnya menyipat bagian dapur kelotok dan toilet sampai rusak berantakan," pungkasnya.