news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Petaka Orang Utan di Kalimantan Tengah: 4 Peluru Menembus Tubuhnya

Konten Media Partner
4 Desember 2019 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim WRU BKSDA Kalteng dan OF-UK Indonesia melakukan rescue terhadap Orang Utan yang sekarat. (Foto: OF-UK Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Tim WRU BKSDA Kalteng dan OF-UK Indonesia melakukan rescue terhadap Orang Utan yang sekarat. (Foto: OF-UK Indonesia)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama Orangutan Foundation - United Kingdom (OF-UK) Indonesia kembali melakukan penyelamatan Orang Utan dengan kondisi sekarat penuh luka dan menemukan 4 peluru senapan angin bersarang hewan langka di lindungi ini.
ADVERTISEMENT
Penyelamatan dilakukan berdasarkan laporan yang diterima SKW II BKSDA Kalteng pada Sabtu (30/11) pukul 16.33 WIB melalui layanan Quick Response.
Randi An Nur, warga Desa Parang Batang, Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan, melaporkan kepada BKSDA Kalteng bahwa dia menemukan Orang Utan yang masuk ke perkebunan sawit milik warga.
Orang utan ini pertama kali diketahui keberadaannya oleh anjing milik salah satu warga yang sedang bekerja di perkebunan sawit yang berbatasan langsung dengan PT Wanasawit Subur Lestari pukul 09.30 WIB, Sabtu (30/11).
Anjing milik warga terus-menerus menggonggong di sekitar kebun tempat Orang Utan tersebut berada. Pemilik anjing yang curiga karena anjingnya yang terus menyalak, segera menghampiri anjingnya dan terlihat ada satu seekor Orang Utan yang terduduk di tanah.
Country Head/Program Manager OF-UK Indonesia, Hendra Gunawan, menerangkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW II BKSDA Kalteng berangkat bersama dengan Tim Rescue OF-UK Indonesia menuju lokasi dengan menempuh perjalanan selama tiga jam. Pada pukul 20.30 WIB Tim WRU BKSDA Kalteng dan Tim Rescue OF-UK Indonesia tiba di lokasi dan menjumpai Orang Utan dalam keadaan lemah, bahkan ia hanya mampu berpindah sejauh satu meter saja ketika tim rescue mencoba mendekatinya.
ADVERTISEMENT
"Melihat keadaan Orang Utan yang demikian lemah, tanpa membuang waktu, Tim WRU BKSDA Kalteng dan Tim Rescue OF-UK Indonesia segera melakukan evakuasi. Pada pukul 21.00 WIB orang utan berhasil dievakuasi ke tempat terbuka untuk kemudian diperiksa," ujar Hendra, Rabu (4/12).
Saat pemeriksaan fisik berlangsung, terasa adanya satu peluru senapan angin di pipi kiri, dua peluru di pipi kanan, dan satu peluru di pinggul kanan. Selain luka akibat peluru senapan angin, terdapat juga luka sobek besar di bagian pelipis kiri, dua luka lubang di belakang leher, dua luka lubang akibat peluru senapan angin yang lebih besar di siku kiri yang diperkirakan membuat tulang siku kiri remuk. Kondisi luka-luka tersebut sudah bernanah dan mengeluarkan bau busuk yang kuat.
ADVERTISEMENT
"Saya menduga luka-luka tersebut sudah ada sejak beberapa hari yang lalu," kata Dimas Yuzrifar yang merupakan dokter hewan OF-UK Indonesia.
"Untuk penanganan medis pasca-Orang Utan terbius, saya membersihkan luka-luka yang ada di tubuhnya dengan cairan antiseptik, agar luka tidak dihinggapi lalat. Injeksi antibiotik juga dilakukan untuk menghambat infeksi. Selain itu, diberikan juga injeksi vitamin agar kondisi orang utan tetap terjaga dan menghindari stres diperjalanan," tambah Dimas.
Setelah penanganan medis selesai dilakukan, Orang Utan dimaksukkan ke dalam kandang angkut untuk dibawa ke Pangkalan Bun. Orang Utan beserta Tim WRU BKSDA Kalteng dan Tim Rescue OF-UK Indonesia tiba di Pangkalan Bun pukul 00.46 WIB. Namun, Orang Utan tersebut tidak dapat langsung dibawa ke kantor BKSDA dikarenakan hujan deras sehingga harus bermalam di kantor OF-UK Indonesia.
ADVERTISEMENT
Minggu (1/12), berdasarkan hasil koordinasi antara BKSDA Kalteng dan OF-UK Indonesia, Orang Utan berjenis kelamin jantan yang diperkirakan berumur 25 tahun dengan berat 75 kilogram tersebut dibawa ke Orangutan Care Center Quarantine (OCCQ) Orangutan Foundation International (OFI) untuk mendapat perawatan intensif.
Sebagai upaya untuk menanggulangi maraknya konflik manusia dengan orang utan, Dendi Sutiadi, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kalteng mengatakan bahwa ia akan mencoba melakukan investigasi di lapangan.
"Kita akan coba koordinasi dulu dengan para pemangku kepentingan. Kemarin, dari pihak kebun di sekitar lokasi Orang Utan yang diselamatkan, melaporkan adanya tanda aktivitas Orang Utan dalam kawasan lindung kebun miliknya," kata Dendi.
Dendi menyatakan bahwa pihak kebun juga sudah melakukan mitigasi konflik dan monitoring bersama dengan BKSDA Kalteng. Bahkan, di dalam kebun juga sudah dipasang rambu-rambu larangan untuk tidak berburu Orang Utan beserta ancamannya.
ADVERTISEMENT