Posting Orang Utan Terbakar Hebohkan Dunia Internasional

Konten Media Partner
25 September 2019 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SKW II BKSDA Kalteng Dendi Sutiadi (kiri), Furkan (tengah), Staf SKW II BKSDA Kalteng Nasibah (kanan) memperlihatkan postingan hoax akun instagram @renggo6fr. (Foto: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SKW II BKSDA Kalteng Dendi Sutiadi (kiri), Furkan (tengah), Staf SKW II BKSDA Kalteng Nasibah (kanan) memperlihatkan postingan hoax akun instagram @renggo6fr. (Foto: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Akun instagram @renggo6fr sempat menghebohkan dunia internasional. Pasalnya, Furkan warga asal Aceh telah memposting foto Orang Utan mati dalam keadaan terbakar di tengah lokasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
ADVERTISEMENT
Postingan 24 jam yang lalu tersebut mendapat 190 komentar dan 4.168 suka, kemudian ditandai ke berbagai akun NGO internasional bahkan hingga ke akun @jokowi.
Furkan mengklarifikasi, 3 foto tersebut didapatkannya dari seorang temannya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan saat mengobrol di sebuah Cafe. Pemuda yang juga pencinta satwa langka Orang Utan ini mencari kebenaran info tersebut di akun medsos pencinta satwa, namun tidak menemukan foto serupa.
"Saya begitu melihat foto Orang Utan dengan anaknya mati karena Karhutla langsung syok, saat itu saya dalam perjalanan ke Pangkalan Bun, saya cari di akun medsos lain tidak ada, pikir saya berarti saya yang pertama posting foto ini," ujar Furkan, Rabu (25/9) saat ditemui di Kantor SKW II BKSDA Kalteng.
ADVERTISEMENT
Cerita temannya, lanjut Furkan, Orang Utan bersama anaknya yang mati karena Karhutla tersebut berada di Taman Nasional Sebangau Palangka Raya beberapa hari yang lalu. Saat diperjalanan, ia hendak memposting tempat di Taman Nasional Sebangau, namun kesulitan mendapatkan sinyal.
"Akhirnya saya posting dengan tempat di daerah Pelingkau, Pangkalan Bun. Paginya saya kaget dan syok, melihat komentar ternyata foto itu hoax, dan saya di hubungi BKSDA," imbuhnya.
Kemudian Furkan mengklarifikasi dihadapan Kepala SKW II BKSDA Kalteng Dendi Sutiadi bersama jajaran dan awak media di Kabupaten Kotawaringin Barat. Maksud memposting Orang Utan mati terbakar tersebut menceritakan antara manusia, Orang Utan dan semesta.
"Postingan untuk kepedulian saya, karena tujuan saya ke Pangkalan Bun untuk membantu memadamkan api Karhutla di Taman Nasional Tanjung Puting, saya berangkat dari Bali panggilan jiwa setelah mendengar informasi TNTP kebakaran dan mau ikut memadamkan. Saya meminta maaf kepada rekan media dan BKSDA serta netizen atas postingan saya, nanti di bawah akan saya beri keterangan tempat dan tanggalnya," kata pelatih Surfing di Bali ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala SKW II BKSDA Kalteng Dendi Sutiadi menyampaikan, mendapat informasi tersebut dari rekan media sempat membuatnya panik, karena tidak ada laporan Orang utan terbakar di Pangkalan Bun. Setela dilakukan forensik foto ternyata tanah lokasi Orang Utan terbakar tersebut ternyata tanah merah, berbeda di Pangkalan Bun yang sebagian besar habitat asli Orang utan berada di tanah gambut dan mineral (pasir).
"Setelah kita koordinasi dengan BKSDA Palangka Raya, mereka masih menyimpan dokumentasi, bahwa kejadian tersebut di Bontang, Kalimantan Timur pada tahun 2016 yang lalu," imbuhnya.
Setelah mendapatkan nomor handphone Furkan, lanjut Dendi, pihaknya memanggil Furkan untuk ke Kantor SKW II BKSDA Kalteng untuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Postingan itu sudah heboh di dunia Internasional, karena isu Orang Utan sangat seksi sekali. Karena ada etikad baik dari bersangkutan, kita beri pembinaan," pungkasnya. (Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT