Profil Irawati, Wakil Bupati Kotawaringin Timur: Tak Gentar Dibentak Bos Miras

Konten Media Partner
17 Juni 2021 7:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Irawati. Foto: FB Irawati Buhari
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Irawati. Foto: FB Irawati Buhari
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, SAMPIT - Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Irawati dibentak oleh salah satu pemilik dan penjual minuman keras (miras) di Sampit. Perempuan kelahiran Simpang Empat 1977 ini dibentak saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak), Rabu malam (16/6).
ADVERTISEMENT
Saudari kandung mantan Bupati Kotim Supian Hadi ini menang dalam Pilkada serentak Desember 2020 lalu. Ia mendampingi Hallikinnor yang merupakan mantan Sekda Kotim. Mereka diusung oleh PDIP dan mengantongi suara terbanyak dari 4 paket Cabup-Cawabup.
Nama Irawati tak asing di Bumi Tambun Bungai atau Kalimantan Tengah, meskipun sepak terjangnya dalam politik tergolong baru. Sebelum menjadi Wakil Bupati, politisi PDIP ini pernah duduk sebagai wakil rakyat atau anggota DPRD Provinsi.
Sebelum masuk ke dunia politik praktis, suami dari Buhari Ilmi dan ibu 3 anak ini sudah sering berkiprah di organisasi kepemudaan dan lainnya level Kabupaten. Mulai dari wakil Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hingga Wakil Ketua Karang Taruna Kotim.
Lulusan sarjana pendidikan Biologi tahun 2016 ini dilantik sebagai Wakil Bupati pada 26 Februari 2021 lalu. Pasca dilantik, politisi perempuan ini terlihat komitmen memberantas miras dan prostitusi. Sebelum kejadian dibentak dan adu mulut dengan bos miras, beberapa waktu lalu Irawati pernah mendatangi sejumlah tempat prostitusi ilegal di Kotim. Selain berdialog dengan para PSK, ia juga memerintahkan Dinas terkait memberikan pendampingan kepada para PSK dan membongkar tempat prostitusi itu.
ADVERTISEMENT
Irawati tak gentar dibentak oleh bos miras. Dicuekin hingga adu mulut dengan penjual miras ilegal itu membuatnya tak surut. Sebagai wakil Bupati, ia punya tanggungjawab moral untuk membebaskan masyarakatnya dari pengaruh minuman keras. Baginya kehadiran minuman keras di Kotim dapat merusak generasi masa depan bangsa. Kotim harus bebas dari miras.