RSSI Pangkalan Bun Buka Rekening Khusus Donasi Bayi Kembar

Konten Media Partner
6 Januari 2020 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter spesialis anak Diah Erma Prita Santi memperlihatkan hasil rogten bayi kembar dempet jantung. (Foot: Joko Hardyono)
zoom-in-whitePerbesar
Dokter spesialis anak Diah Erma Prita Santi memperlihatkan hasil rogten bayi kembar dempet jantung. (Foot: Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Kasus lahirnya bayi kembar dempet jantung di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun pertama kali di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng ini menarik perhatian para donatur untuk membantu meringankan pasien.
ADVERTISEMENT
Untuk itu pihak RSSI Pangkalan Bun membuka rekening khusus bagi masyarakat yang ingin mengulurkan bantuan dana kepada bayi kembar dempet jantung yang berjenis kelamin laki-laki ini. Pasalnya, untuk biaya operasi pemisahan bayi kembar siam dempet ini memerlukan biaya mencapai Rp 1 miliar, namun semua itu ditanggung oleh BPJS.
Direktur RSSI Pangkalan Bun dr. Fachrudin menuturkan, pihaknya membukan rekening khusus bagi masyarakat yang ingin membantu meringankan derita Ibu Istiharoh (30) ibu dari bayi kembar siam bisa langsung mendonasikan melalui nomor rekening BRI atas nama Istiharoh 1491.01.002835.53.8.
"Ibu ini hidupnya sebatang kara, orang tua sudah meninggal dunia, di tambah ditinggal suaminya saat dalam kondisi hamil, ini yang harus kita prihatin," ujar Fachrudin, Senin (6/1) saat jumpa pers di Studio IGD Lantai 3 RSSI Pangkalan Bun.
Kapolres Kobar AKBP E. Dharma B. Ginting mengunjungi Istiharoh, ibu bayi kembar siam dempet jantung. (Foto: Joko Hardyono)
Dana yang terkumpul, lanjut Fachrudin, nantinya dana tersebut akan dikelola dari pihak RSSI Pangkalan Bun sebagau mobilitas dan kegiatan selanjutnya bayi kembar siam. "Estimasi biayanya memang Rp 1 miliar, tapi itu ditanggung BPJS. Yang diperlukan adalah kegiatan selanjutnya saat rujuk ke RS di Jawa kegiatan diluar dari tanggungan BPJS," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar Ahmad Rois menyampaikan, pasien istiharoh kini kondisinya stabil dan sudah bisa keluar dari RSSI Pangkalan Bun. Nantinya pasien tersebut akan di tempatkan di rumah tunggu persalinan dengan didampingi oleh tenaga bidan hingga emosinya stabil. Dinkes Kobar juga memastikan proses rujukan, tatanan pelayanan dan jaminan kesehatan berjalan dengan lancar.
"Selama di rumah tunggu persalinan, semuanya ditanggung termasuk makannya. Karena kita khawatir karena tidak ada keluarganya, hanya ada tetangganya saja yang peduli, itu pun tidak bisa seharian mendampingi," kata Rois.
Terkait dengan kronologi lahirnya bayi kembar siam dempet jantung tersebut dokter spesialis kandungan Maritiana Larasati menejelaskan, Jumat malam (3/1) pasien Istiharoh datang dengan kondisi air ketuban sedikit dan masa kehamilan sekitar 36 minggu. Ada dua pilihan saat itu dilakukan konservatif atau dilahirkan.
ADVERTISEMENT
"Kami ambil keputusan dilahirkan dengan cara operasi, karena air ketubannya sedikit, operasi berjalan dengan baik. Sebelum di operasi, memang diketahui melalui USG bayi tersebut kembar, tapi kami baru mengetahui bayi tersebut kembar dempet setelah dilakukan operasi," jelasnya.
Kapolres Kobar AKBP E. Dharma B. Ginting mengunjungi bayi kembar siam dempet jantung. (Foot: Joko Hardyono)
Sementara itu, dokter spesialis anak Diah Erma Prita Santi menyampaikan, hasil evaluasi baik diberi oxycan maupun tidak hasilnya bagus, kemudian tali pusar ada 1, alat kelamin ada 2, anus ada 2. Namun, setelah dilakukan rogten, diduga jantung bayi kembar tersebut bersatu.
"Jadi kemungkinan masih dugaan jantungnya ada dua tapi dempet juga atau memang ada satu jantung, karena yang terdengar detak jantungnya hanya satu," tuturnya.
Selain itu, kondisi lainnya, lanjut Diah, daerah dada bayi kembar tersebut terlihat adandua liver (hati) bersatu dan usus bersatu. Kasus kembar siam dempet ini memang jarang terjadi di dunia, 200 ribu banding 1 angka kelahiran.
ADVERTISEMENT
"Biasanya memang kalau kembar itu faktor keturunan, tapi kalau kembar siam dempet karena akibat tidak sempurnanya proses pembelahan pada kehamilan kembar monozigot (satu sel terlur)," terang Diah.
Menurut Diah, Zigot itu adalah pertemuan seperma denga sel telur (Sel telur kembar). Karena tidak membelah sempurna pada hari ke 13 maka terjadilah kembar Siam. Sedangkan masa membelah zigot itu maksimal 13 hari, dan kalau lebih dari 13 hari tidak membelah maka ia tidak akan membelah lagi. Jadi yang tersisa adalah dempetan-dempetan itu.
"Adapun penyebab hal tersebut biasannya dipengaruhi oleh gizi yang kurang, infeksi dan kondisi lingkungan yang kurang baik," bebernya.
Diah menambahkan, kasus kembar siam sebenarnya bisa dicegah. Adapun cara mencegahnya yaitu pastikan kehamilan terencana, dengan memberikan nutrisi pada ibu hamil, ibunya terhindar dari infeksi yang menyebab masalah pada kehamilan.
ADVERTISEMENT
"Memang sulit mencegahnya, namun hal terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan kontrol kehamilan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Dengan begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi dapat segera diketahui, termasuk jika mengandung bayi kembar siam," pungkasnya.