Satu Pasien Positif Covid-19 di Kalteng Miliki Riwayat Umrah

Konten Media Partner
21 Maret 2020 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rilis Covid-19 di Kantor Gubernur Kalteng.
zoom-in-whitePerbesar
Rilis Covid-19 di Kantor Gubernur Kalteng.
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, PALANGKA RAYA- Satu dari dua pasien covid-19 yang dirawat di RSUD dokter Doris Sylvanus Palangka Raya memiliki riwayat umrah. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Kalteng Leonard S Ampung, Sabtu (21/03).
ADVERTISEMENT
"Dua pasien yang positif Covid-19 di Kalteng ini punya riwayat perjalanan keluar daerah. Satu pulang umrah dan satunya lagi pulang dari Pemalang dan Jakarta yang merupakan daerah terjangkit," ujar Leonard.
Selain memiliki perjalanan ke luar daerah, satu dari dua pasien tersebut juga sempat dinyatakan negatif Covid-19 dan dipulangkan.
"Pasien yang sempat dipulangkan itu kasus 15. Pada pemeriksaan pertama hasilnya negatif dan dipulangkan tetapi dengan pemantauan, sedangkan pasien 14 tidak dipulangkan dan hasilnya positif," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan pasien yang dipulangkan usai diisolasi dan hasilnya negatif seharusnya bisa membatasi diri sendiri.
"Secara prinsip orang yang baru keluar dari Rumah Sakit itu harusnya tidak boleh beraktifitas, itu dilakukan yang disebut dengan isolasi mandiri," kata Suyuti.
ADVERTISEMENT
Isolasi mandiri menurut mantan Direktur RSJ Kalawa Atei ini ialah pasien menghindari kontak dengan siapapun termasuk makan dan minum pun menggunakan peralatan sendiri dan lain sebagainya. Hal ini untuk mengurangi resiko penyebaran ke banyak orang termasuk keluarga.

Identitas Pasien Sempat Tersebar

Pasien yang tertular Covid-19 sempat membuat publik Kalteng panik. Identitasnya sempat tersebar luas dan cepat melalui media sosial sebelum pihak pemerintah mengumumkan resmi.
Penyebaran identitas pasien tersebut mendapat tanggapan serius dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul. Melalui akun media sosialnya, Suyuti meminta agar data pasien dijaga sehingga pihak medis dapat dengan mudah menangani pasien lain yang mungkin ikut terpapar.
"Mohon untuk tidak menyebarkan data dan alamat pasien yg dinyatakan positif. Kita akan kesulitan membujuk yg lain masuk RS kalau kita tidak bisa jaga data pasien. Kalau mereka yang terduga positif tidak lagi bersedia masuk RS, apalagi sampai menyembunyikan diri, masyarakat akan berada dalam bahaya besar," ujarnya.
ADVERTISEMENT