20190917_144944.jpg

Solusi Kabut Asap di Kalteng: Bikin Hujan Buatan dengan Pesawat TNI AU

17 September 2019 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat TNI AU tipe CN 295 Noreg A2901 tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. (Foto: Setiawan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat TNI AU tipe CN 295 Noreg A2901 tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. (Foto: Setiawan)
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, PALANGKA RAYA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah (Kalteng) masih terus berkobar. Dampaknya, kabut asap pekat menyelimuti 'Bumi Tambun Bungai' di sepanjang kemarau panjang ini.
ADVERTISEMENT
Padahal, hujan diprediksikan bisa mengurangi dampak kabut asap. Karena hujan tak kunjung ada, maka TNI Angkatan Udara (AU) mendatangkan pesawat tipe CN 295 dengan nomor registrasi A2901 ke Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya.
Danlanud Iskandar Pangkalan Bun, Letkol Pnb Didik Setyo Nugroho, menuturkan pesawat tersebut tiba di Bandara Tjilik Riwut pada pukul 09.47 WIB, Selasa (17/9), dan kini terparkir di apron lama bandara.
Ada misi khusus yang direncanakan dengan memanfaatkan pesawat TNI AU itu. Misinya adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dalam hal ini menciptakan hujan buatan di wilayah Kalteng.
"Untuk wilayah yang (pasti) akan menjadi misi masih belum diketahui, rencana sore ini atau malam akan ada rapat," ujar Didik, Selasa (17/9) kepada InfoPBUN.
ADVERTISEMENT
Didik menjelaskan, pesawat yang telah dimodifikasi khusus tersebut diperuntukkan untuk menyemai zat higroskopis, seperti garam dapur (NaCl) dan CaCl2, di bibit awan yang berpotensi turunnya hujan. Garam-garam tersebut harus berbentuk butiran halus dengan diameter 10-50 mikron. Nantinya, garam akan membentuk titik-titik uap air.
"Rencana yang akan disemai sebanyak 10 ton, bertahap satu kali terbang bisa 5 ton," jelas Didik.
Didik mengatakan, kemungkinan daerah yang menjadi prioritas adalah di daerah Barito, yang tidak bisa dijangkau melalui jalur darat. Misi pertama adalah membuat hujan di area Palangka Raya. Kemudian merambah ke Sampit dan Pangkalan Bun.
"Pesawat tersebut akan berkali-kali menyemai puluhan ton garam sampai turun hujan, belum tentu satu atau dua kali turun hujan, " tegasnya. (Joko Hardyono)
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten