Tali Rafia Tingang, Produk Asli Pangkalan Bun yang Berasal dari Sampah Plastik

Konten Media Partner
14 Februari 2022 14:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Kiri) Syamsul Arifin saat menunjukan tali rafia hasil produksi Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo, Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
(Kiri) Syamsul Arifin saat menunjukan tali rafia hasil produksi Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo, Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, kini mampu memproduksi tali rafia yang berasal dari sampah plastik. Dalam sekali produksi, mereka mampu menghasilkan 4 ton tali rafia.
ADVERTISEMENT
Tali rafia yang diberi nama Tingang ini tidak hanya dipasarkan di Kobar, tetapi juga sudah merambah ke kabupaten lain, di antaranya Sukamara, Lamandau dan sebagian kabupaten Seruyan.
Direktur Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo, Syamsul Arifin, Senin (14/2), mengungkapkan sejatinya ide pembuatan tali rafia ini sudah lama direncanakan, namun baru tahun ini pihaknya mampu memproduksi dalam skala besar.
"Bahan bakunya berasal dari sampah plastik. Kami olah menjadi barang jadi berupa tali rafia. Ternyata hasil dan kualitasnya cukup diminati oleh masyarakat," kata dia.
Ia menjelaskan dalam melakukan produksi tali rafia Tingang, bank sampah mempekerjakan sebanyak 19 orang. Para pekerja merupakan tenaga lokal yang mayoritas didominasi oleh ibu rumah tangga.
Dalam sekali produksi Syamsul Arifin mampu menghasilkan 4 ton tali rafia. Foto: Lukman Hakim/InfoPBUN
Syamsul berharap usaha padat karya ini terus berlanjut dan berkembang, sehingga keberadaan Bank Sampah Berkah Jaya Plastisindo memberikan manfaat bagi banyak orang maupun daerah.
ADVERTISEMENT
"Tentu harapannya bisa dirasakan oleh sekeliling kami. Kalo ini maju Insyallah ke depan bisa menambah tenaga kerja lebih banyak lagi," tuturnya.
Dia menjelaskan alasan produk tersebut diberi nama Tingang merupakan salah satu sarana kampanye mengenalkan satwa khas kalimantan yang perlu dilestarikan dan dilindungi.
Hal ini sejalan dengan upaya menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan, terutama pemanfaatan daur ulang sampah plastik.
"Burung Enggang atau burung Tingang ini kan hewan khas kalimantan. Kami adopsi untuk dijadikan nama produk tali rafia. Semoga bisa membawa keberkahan," imbuh Syamsul.
Pria yang pernah bekerja di perkebunan kelapa sawit ini berharap produk yang dihasilkan bank sampah ini bisa diterima masyarakat luas.
Menurutnya, dengan membeli produk tali rafia lokal secara tidak langsung ikut berkontribusi mengurangi sampah plastik yang dihasilkan oleh rumah tangga.
ADVERTISEMENT
"Jadi produk ini dari kita untuk kita. Alhamdulillah saat ini kami menyediakan 8 macam ukuran. Untuk warna yang tersedia ada warna abu-abu dan merah," pungkas Syamsul Arifin.