Terpeleset Saat Bongkar Semen, Buruh di Kumai Tewas Tenggelam

Konten Media Partner
5 April 2019 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban saat dievakuasi warga. (Foto: Satpolair Polres Kobar)
zoom-in-whitePerbesar
Korban saat dievakuasi warga. (Foto: Satpolair Polres Kobar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Seorang buruh bongkar Wardi (50) warga RT. 17, Kelurahan Kumai Hulu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meninggal dunia setelah terpeleset di Pelabuhan Karya Baru, Kecamatan Kumai Hulu, Jumat (5/4) sekitar pukul 10.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Kasatpolair Polres Kobar Iptu Herbet P. Simanjuntak menuturkan, kecelakaan air yang menyebabkan Wardi meninggal dunia tersebut terjadi saat korban yang kesehariaannya bekerja sebagai buruh bongkar muat di Pelabuhan Karya Baru, sekitar pukul 10.30 WIB korban melakukan bongkar muat semen dari Kapal Sosial Indah.
"Dari kapal tersebut, korban memikul semen ke dump truk KH 8263 GM yang standby untuk memuat semen," ujar Herbet, Jumat (5/4) kepada InfoPBUN.
Herbet meneruskan, korban saat itu naik dari arah belakang truk dan terpeleset, sehingga jatuh ke bawah dengan posisi kepala korban membentur dinding kapal dan jatuh ke sungai Kumai. "Personel Satpolair Polres Kobar bersama dengan Polsek Kumai, KSOP Kumao dan Marnit Kumai bersama warga serta rekan kerja korban mencari keberadaan korban yang tenggelam di bawah antara Pelabuhan dan kapal," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, lanjut Herbet, sekitar pukul 11.00 WIB korban berhasil ditemukan tak begitu jauh dari lokasi korban terjatuh dan langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat, namun setibanya di Puskesmas Kumai, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. "Kedepan kita akan kembali lagi dan tak bosan-bosannya untuk mengingatkan masyarakat agar senantiasa mengutamakan keselamatan saat beraktifitas di sekitar wilayah perairan, mengingat akan bahaya dan resiko yang lebih besar ketika bekerja di perairan dari pada di daratan," pungkasnya. (Joko Hardyono)