Tradisi Bekanjur di Sungai Arut, Aktivitas Hiburan di Kala Banjir Melanda

Konten Media Partner
15 September 2021 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muda-mudi di Kotawaringin Barat melakukan akvitas hiburan bekanjur di Sungai Arut. Foto: Arief Kemal/InfoPBUN
zoom-in-whitePerbesar
Muda-mudi di Kotawaringin Barat melakukan akvitas hiburan bekanjur di Sungai Arut. Foto: Arief Kemal/InfoPBUN
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah terdapat tradisi unik yang dilakukan saat banjir tiba. Sebagian masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Arut mengenal tradisi ini dengan sebutan Bekanjur atau Beranyut.
ADVERTISEMENT
Bekanjur dalam bahasa lokal dapat artikan sebagai aktivitas mengikuti arus sungai. Biasanya dilakukan sembari berpegangan pada benda mengapung. Selain itu, bisa diartikan pula sebagai aktivitas mengikuti arus sungai dari atas perahu atau pelampung.
Sejatinya, kegiatan bekanjur bisa dilakukan setiap saat. Namun aktivitas ini identik dengan kondisi banjir atau pasang, ketika kondisi arus sungai mengalir deras.
Kegiatan ini pun juga kerap diikuti oleh anak-anak. Foto: Arief Kemal/InfoPBUN
Pada zaman dahulu tradisi bekanjur biasanya menggunakan batang pohon hanyut yang datang dari hulu sungai ke arah hilir. Tetapi kini mayoritas sudah beralih menggunakan karet ban bekas.
Tidak hanya itu, kegiatan hiburan ini juga kerap melibatkan muda-mudi dan anak-anak. Disarankan terutama bagi mereka yang memang sudah ahli berenang, sebab aktivitas ini terbilang beresiko bagi pemula.
ADVERTISEMENT
Pantauan dilapangan, Rabu sore (15/9) sekitar pukul 16.00 WIB, nampak puluhan muda-mudi melakukan kegiatan have fun ini. Mereka memakai pelampung dari ban mobil atau truk.
Satu pelampung ban besar bisa disi 4 sampai 6 orang, sementara untuk pelampung ban kecil hanya muat satu atau dua orang. Ada juga yang menggunakan galon sebagai pelampung.
Biasanya dibarengi dengan kegiatan Balimbur atau mandi di sungai dalam jangka waktu yang lama. Foto: Arief Kemal/InfoPBUN
Perahu kelotok yang lalu lalang tidak menghalangi mereka yang tengah asik bekanjur. Ketika ada kelotok yang menghasilkan gelombang besar, mereka malah berseru kegirangan. Bahkan, Kemunculan buaya beberapa pekan sebelumnya seolah terlupakan, yang ada hanya ada canda tawa antar sesama saat melaksanakan aktivitas ini.
Kegiatan bekanjur mulai ramai dilakukan dalam dua sampai tiga tahun terakhir. Tak sedikit warga yang mengabadikan momen ini untuk di posting di media sosial.
Tradisi ini berpotensi jadi event tahunan, terutama di saat banjir untuk menghidupkan ekonomi masyarakat di bantaran sungai. Foto: Arief Kemal/InfoPBUN
Tradisi ini berpotensi jadi agenda wisata tahunan guna menghidupkan ekonomi masyarakat di bantaran sungai. Namun tentu dengan persyaratan dan pengawasan yang ketat dari pihak yang berwenang.
ADVERTISEMENT