Sepeda sebagai Moda Transportasi Pembeda

Insan Ridho Chairuasni
Pekerja Transportasi. Lulusan MSc Transport Planning and Engineering di Newcastle University, Inggris.
Konten dari Pengguna
16 Mei 2020 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Insan Ridho Chairuasni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Para Pengayuh Sepeda pada Masa Pandemi COVID-19 (Foto: pixabay.com/icsilviu)
Lebih dari dua abad yang lalu, Karl van Drois berhasil menciptakan purwarupa alat transportasi dengan dua roda yang dapat dikemudikan. Pria asal Jerman ini mungkin tidak menyangka bahwa transportasi dua pedal ini akan kembali relevan pada tahun 2020. Pada fase pandemi ini, Draisine, nama lain dari sepeda ketika pertama ditemukan, barangkali adalah lampu wasiat milik Aladdin.
ADVERTISEMENT
Periode pandemi COVID-19 membatasi banyak orang dalam berpindah tempat. Transportasi publik bukan menjadi moda transportasi yang ideal saat ini. Ruang yang sesak, kapasitas yang membludak, dan jeda yang cekak menjadi tiga hal yang menakutkan bagi masyarakat terutama dalam transportasi umum. Perdebatan antar-pemerintah dalam pengelolaan dan operasi transportasi massal juga jelas tidak profitabel.
Di sisi lain, kondisi ekonomi yang memburuk pun semakin mengurangi opsi penggunaan moda transportasi privat. Meski sering dinilai lebih aman, kendaraan pribadi, seperti mobil dan sepeda motor, memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Ekses negatif ini juga berpotensi memperparah kondisi kesehatan masyarakat.
Lantas, apa opsi lain dalam moda transportasi yang cukup aman dan ekonomis? Alih-alih mengintip teknologi termutakhir, sepeda dapat kembali masuk dalam preferensi publik. Sisi berbeda dari sepeda dibandingkan dengan moda lain akan menjadi keuntungan yang berlipat ganda.
ADVERTISEMENT
Faedah-faedah dari Bersepeda
Banyak pihak yang tidak melirik sepeda sebagai transportasi utama sebelum pandemi COVID-19 hadir. Transportasi dua pedal ini sering dipandang sebelah mata karena tidak bisa menjangkau jarak jauh. Faktanya, periode pandemi ini membuat sepeda menjadi pilihan yang seksi sebagai sarana transportasi.
Tidak seperti transportasi publik, tiap sepeda umumnya didesain hanya untuk satu pengguna. Fitur ini menjadi kunci dalam penggunaan transportasi pada masa pandemi. Dengan memperhatikan batasan jarak, interaksi fisik antarmanusia jelas minim saat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.
Selain fitur partikelir tersebut, sepeda memungkinkan para pengguna untuk menjaga kesehatan mereka. Tahap kerja, sekolah, dan ibadah di rumah semakin mengurangi kesempatan beraktivitas fisik. Dengan bersepeda, masyarakat dapat mengambil manfaat kesehatan yang besar dengan mengayuh pedal.
ADVERTISEMENT
Dalam kaitan konservasi lingkungan, sepeda pun nyaris tidak menghasilkan polusi udara dari sisi penggunaan. Polusi udara di Jakarta sebagai akibat tingginya emisi kendaraan sempat mencatatkan Indonesia sebagai kota dengan polusi terburuk di dunia pada 25 Juni 2019. Semangat mengurangi polusi udara jelas sejalan dengan penggunaan sepeda secara kontinu.
Kemaslahatan dari bersepeda ini merupakan bukti sepeda bisa menjadi solusi pada masa pandemi. Penjualan sepeda yang meroket di banyak negara juga pertanda kebangkitan transportasi dua pedal ini. Demi melambungkan penggunaan sepeda, banyak pihak perlu mengayuh usaha bersama.
Mendorong Pengguna Sepeda
Dengan berbagai keuntungan dari sepeda pada kurun pandemi, pengguna sepeda tidak bisa hanya bergantung pada diri sendiri. Pemerintah dan para pemangku kepentingan perlu terlibat dalam pemanfaatan sepeda. Banyak langkah jitu yang telah berhasil dilakukan oleh berbagai negara di dunia dan dapat ditiru oleh pemerintah kita.
ADVERTISEMENT
Penyiapan jalur sepeda temporer merupakan salah satu kunci keberhasilan penggunaan sepeda secara masif. Pemerintah Kota Bogota, ibukota Kolombia, telah menambah jalur sepeda sementara dari sekitar 550 jalur sepeda menjadi lebih dari 650 jalur sepeda sebagai solusi transportasi pada masa pandemi. Jalur kendaraan yang bisa dipakai kendaraan bermotor bisa diubah sementara menjadi jalur ramah lingkungan untuk sepeda.
Di samping infrastruktur, subsidi dan bantuan dana pemerintah pun punya andil besar dalam peningkatan penggunaan sepeda. Departemen Transportasi Inggris sepakat menggelontorkan investasi sekitar 2 milliar poundsterling atau sekitar 36 trilliun rupiah untuk meningkatkan fasilitas pesepeda dan pejalan kaki. Langkah ini juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap layanan transportasi publik yang semakin terbatas.
Hal lain yang juga bisa meningkatkan pengguna sepeda adalah pembatasan kendaraan bermotor. Kota Milan di Italia, yang sempat menjadi episentrum wabah COVID-19 di Eropa, berkomitmen untuk mengurangi penggunaan mobil terutama pascapandemi. Kota mode ini juga percaya efek polusi udara yang buruk dapat mengurangi kekebalan tubuh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Para pengguna sepeda tidak bisa mengayuh sepeda sendiri tanpa dukungan pemerintah dan berbagai pihak. Di tengah terbatasnya moda transportasi yang aman, pemerintah perlu bertindak segera dalam pemanfaatan sepeda secara masif. Solusi sederhana dan ekonomis, seperti penambahan jalur sepeda sementara, layak dipertimbangkan oleh para pemangku kepentingan.
---
Presiden Indonesia, Joko Widodo, punya hubungan kuat soal sepeda beberapa waktu silam. Walaupun sempat menjadi perdebatan publik, pemberian sepeda saat kunjungan publik punya kesan positif bagi penggunaan transportasi dua pedal ini. Dengan mempertimbangkan segala kegunaan sepeda pada masa pandemi, mampukah Presiden Indonesia dan kolega bergerak luwes dalam mendorong sepeda sekali lagi?