5 Hal yang Perlu Dipahami Orang Tua dengan Gangguan Bipolar

31 Juli 2017 16:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bipolar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bipolar. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Orang tua yang mengalami gangguan bipolar seringkali merasa sedih akan diagnosa yang telah diberikan dokter kepadanya. Terlebih jika mereka sedang mengandung buah hatinya, mengingat risiko anak yang lahir dari orang tua dengan gangguan bipoloar untuk mengalami hal serupa cukup tinggi. Tetapi sebaiknya, orang tua dengan kondisi psikologis seperti ini tak perlu merasa sedih, hal itu akan membuat suasana hati semakin memburuk.
ADVERTISEMENT
Meskipun gangguan mental bisa kapan saja menyerang, namun jangan jadikan hal ini sebagai pematah harapan Anda dalam mendidik anak.
Anda tidak perlu menyalahkan anak atas kondisi yang dialami. Sebaliknya, ada beberapa hal yang perlu Anda ingat agar hal buruk tidak akan menimpa Anda, terutama saat Anda memiliki pertanda terkena gangguan bipolar seperti dilansir Bipolar Hope. Apa saja?
Anak yang mengalami bipolar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak yang mengalami bipolar. (Foto: Thinkstock)
1. Pahami Bahwa Anak Bukan Penyebab Masalah
Ketahui lebih dulu, kira-kira apa penyebab bipolar yang terjadi pada Anda. Jangan jadikan anak sebagai penyebab masalah kesehatan yang Anda alami saat ini karena anak bukanlah penanggung jawab atas hal tersebut.
Jika Anda menyalahkan anak, maka sama saja dengan Anda memposisikan anak dalam situasi yang mereka sendiri pun tak bisa mengontrolnya. Diagnosis yang Anda terima adalah tanggung jawab Anda sendiri, bukan anak Anda.
ADVERTISEMENT
2. Kehadiran Anak Bukan untuk Membuat Anda Merasa Bersalah
Kebanyakan orang tua merasa sangat bersalah atas diagnosa gangguang bipolar yang mereka dapati. Namun, jangan jadikan diagnosa ini sebagai bentuk perasaan bersalah kepada anak Anda karena telah membuat anak merasa sedih atas perlakuan Anda selama ini yang mungkin masih sulit untuk mengontrol emosi Anda. Tunjukkan kasih sayang yang utuh kepada anak karena cinta kasih orang tua yang besar kepada anak sendiri akan mengalahkan rasa depresi yang seringkali Anda alami.
Berbicara dengan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Berbicara dengan anak. (Foto: Thinkstock)
3. Melakukan Treatment Tanpa Mengganggu Aktivitas Anak
Jangan melalukan perawatan yang melibatkan anak, karena saat seorang pasien 'kumat' atau maniak maka anak tak boleh berada di sampingnya demi mencegah hal buruk yang terjadi pada anak. Oleh sebab itu, ketika orang tua ingin melakukan sebuah perawatan atas penyakitnya, maka lakukan hal ini seorang diri tanpa melibatkan anak. Cara ini akan membuat hubungan antara orang tua dan anak terjalin dengan baik sehingga anak pun juga akan merasa aman.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi orang tua bipolar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua bipolar. (Foto: Thinkstock)
4. Apa yang Anda Lakukan akan Berdampak Pada Anak
Orang tua adalah panutan seorang anak. Baik mengalami gangguan bipolar atau tidak, anak tetap akan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan. Sebaiknya, jika Anda sudah menyadari bahwa Anda akan memasuki fase episode atau bahkan maniak, maka cepat-cepatlah untuk menghindar dari anak dengan cara menyendiri terlebih dahulu.
Biarkan diri Anda tak berinteraksi dengan siapapun untuk membuat tubuh dan pikiran lebih tenang. Jika sudah tenang, maka Anda baru diperbolehkan lagi untuk menemui anak Anda.
5. Memahami Suasana Hati Anda
Mungkin terdengar sangat sulit bagi pasien bipolar untuk mengatur mood mereka karena suasana hati yang bisa berubah kapan saja. Tapi, jika keinginan Anda untuk sembuh lebih tinggi maka hal ini pun bisa Anda lakukan.
ADVERTISEMENT
Ikuti terapi yang bisa membuat Anda mampu untuk mengontrol mood dan mengerti diri Anda sendiri. Jika perlu, Anda bisa menceritakan kepada anak perihal masalah kesehatan yang Anda alami selama ini. Hal ini akan membuat anak menjadi mengerti tentang kondisi Anda.