Arti di Balik Batik Pesisir Jokowi dan Batik Keraton SBY
ADVERTISEMENT
Usai gonjang-ganjing gosip politik, Presiden Jokowi dan SBY akhirnya bertemu di beranda Istana sambil ditemani oleh secangkir teh dan lumpia. Keduanya kompak mengenakan baju batik lengan panjang yang mengisyaratkan makna dari masing-masing motif batik yang dikenakan.
ADVERTISEMENT
Jokowi terlihat mengenakan batik Kudus berwarna biru dengan motif kupu-kupu. Batik ini merupakan batik pesisir yang berasal dari daerah di luar Keraton Yogya dan Solo.
Batik Kudus sedikit memiliki kemiripan dengan batik Pekalongan atau Lasem karena letak geografisnya yang berdekatan. Biasanya, batik Kudus dipakai oleh kalangan menengah ke atas.
Batik pesisir flora fauna yang dikenakan Jokowi ini memiliki makna tersendiri tergantung dari penampakan hewan pada corak batik tersebut. Misalnya figur hewan terbang yang membawa pesan kebebasan, atau motif gajah yang bermakna kekuatan. Beberapa hewan yang sering muncul dalam corak batik Kudus adalah kupu-kupu, capung, ikan, dan kadal.
Selain batik Kudus, ada batik Garut yang tidak lepas dari pengaruh Solo dan Yogya serta pengaruh dari kebudayaan China dan Belanda yang diadaptasi batik pesisir. Ada pula batik Lasem, Banyumas, Tegal, dan daerah-daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan SBY terlihat mengenakan batik Keraton berwarna cokelat. Batik Keraton adalah batik yang berasal dari Keraton Yogyakarta dan Solo. terdiri dari dua warna, yakni gelap dan terang. Motifnya biasanya sudah mengalami banyak modifikasi.
Seperti batik yang dikenakan SBY merupakan perpaduan dari motif gurda dan truntum. Kata gurda berasal dari kata garuda, burung yang dalam filosofi orang Jawa khususnya Yogyakarta memiliki kedudukan yang sangat penting. Seringkali gurda dilambangkan sebagai kejantanan dan memiliki kedudukan yang sangat penting.
Adapun motif truntum memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Jika dilihat seksama motifnya seperti bintik-bintik bintang dilangit yang menjadi sebuah refleksi dan harapan di dalam setiap kesulitan.