Dampak Buruk & Baik yang Mungkin Terjadi saat Menikahi Teman Sekantor

14 Desember 2017 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Membahas masalah keuangan sebelum menikah (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Membahas masalah keuangan sebelum menikah (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Kamu yang berencana ingin menikahi teman sekantor bisa bernapas lega. Mahkamah Konstitusi telah memutuskan bahwa pegawai tidak perlu mengundurkan diri dari perusahaannya ketika akan menikah teman sekantornya. Hal itu diumumkan dalam penerimaan gugatan uji materi Pasal 153 Ayat (1) huruf f Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
ADVERTISEMENT
Dalam pertimbangan yang dibacakan oleh Hakim Konstitusi Aswanto, pelarangan perkawinan dan ikatan darah sesama pegawai melanggar hak asasi manusia dan bukan merupakan sesuatu yang bisa dibatasi.
Meski demikian, kamu sebaiknya tetap waspada. Karena bisa saja, akan ada dampak buruk yang terjadi saat kamu menikahi teman satu kantor. Salah satunya adalah menghambat kinerja kerja masing-masing.
Banyak hal yang perlu dibahas sebelum menikah (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Banyak hal yang perlu dibahas sebelum menikah (Foto: Thinstock)
"Bagaimanapun juga ketika berhubungan dengan seseorang akan ada konflik, intrik, dan argumen. Takutnya, orang tersebut tidak bisa membedakan antara profesional dan personal sehingga kinerja kerjanya tidak bagus," tutur Psikolog Liza Djaprie saat dihubungi kumparan (kumparan.com) lewat sambungan telepon, Kamis (13/12).
Terlebih lagi, jika di kantor posisi sang istri adalah atasan dan suami adalah bawahannya. Hal tersebut tentunya berbanding terbalik dengan kondisi di rumah ketika suami menjadi kepala keluarga. Ditakutkan, hubungan suami-istri menjadi tidak harmonis jika ada masalah di kantor atau di rumah.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
"Sebaiknya yang pria lebih legowo dan istrinya bersikap tegas dalam arti ketika kondisinya bekerja, dia jangan takut untuk memerintah suaminya karena itu kondisi krusial. Sebaliknya, istri juga belajar untuk menempatkan diri sebagai seorang istri di rumah, jangan bossy juga dan sama-sama paham dengan kondisi masing-masing," lanjut ibu empat anak ini.
Tanyakan Alasan Pasangan Berselingkuh (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tanyakan Alasan Pasangan Berselingkuh (Foto: thinkstock)
Liza melanjutkan, secara psikologis, manusia memiliki banyak peran melalui 'jaket' yang dikenakannya. Ada peran sebagai seorang ibu, bapak, suami, istri, anak, atasan, atau bawahan. Pada saat bertemu dengan orang-orang tertentu dan di dalam kondisi tersebut, mereka tidak bisa mengenakan jaket tersebut secara bersamaan.
"Sebenarnya tidak apa-apa kerja bareng. Tetapi, ketika bekerja satu perusahaan, 'jaket' suami-istri itu ditinggalkan dan tahu peran masing-masing," sambungnya lagi.
ADVERTISEMENT
Pasangan menikah yang bekerja di perusahaan yang sama juga akan dihadapkan dengan persoalan absensi. Ketika keluarga ada hajatan atau musibah, bisa saja dua-duanya mengambil cuti dan tidak masuk kantor. Dikhawatirkan, hal itu akan berpengaruh kepada pekerjaan yang menjadi terhambat dan tidak terselesaikan.
Meski demikian, ada pula dampak positif ketika memiliki pasangan hidup yang bekerja satu kantor. Mereka bisa selalu bersama-sama dan memahami kondisi pekerjaan masing-masing.
Ilustrasi pasangan berbicara tentang gaji (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan berbicara tentang gaji (Foto: Thinkstock)
"Terkadang istri ribut karena suami kerja terus, itu karena dia tidak tahu pekerjaan suami seperti apa. Tetapi kalau kerja bareng jadi tahu sama tahu, dan istri bisa memahami suami," jelasnya lagi.
Selain itu, pasangan suami-istri satu kantor juga bisa lebih menghemat pengeluaran transportasi. Mereka bisa pergi dan pulang bersama-sama, bahkan makan siang atau belanja bulanan bersama setelah pulang kantor.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, sang istri mungkin bisa merasa sedikit lega karena ia bisa mengawasi suaminya setiap saat dan tak perlu khawatir jika suami berselingkuh di belakangnya.