Sudah Siapkah Anda Menjadi Orang Tua?

5 Desember 2017 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Butuh persiapan matang untuk menjadi orang tua. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Butuh persiapan matang untuk menjadi orang tua. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setelah pertanyaan 'kapan menikah?' usai, pasangan baru akan dihadapkan pada pertanyaan lainnya, yakni 'kapan punya anak?'. Sejatinya setelah menikah, anak adalah hal yang sangat dinantikan oleh setiap pasangan. Meskipun rencana untuk memiliki anak pada setiap pasangan berbeda-beda, dibutuhkan persiapan yang matang agar siap menjadi orangtua yang bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga nantinya.
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang juga perlu disesuaikan dengan kondisi kehidupan yang telah memasuki babak baru. Sebelum mengambil keputusan untuk memiliki anak dan menjadi orangtua baru, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dicermati dengan pasangan, agar nantinya tidak kaget saat benar-benar telah menjadi orang tua.
Psikolog Ajeng Raviando, Psi, mengatakan bahwa penting bagi suami maupun istri untuk bisa menyesuaikan diri dengan pasangannya sebelum benar-benar menjadi orangtua.
"Di Indonesia, sepertinya sudah menjadi tuntutan bagi mereka yang telah memiliki pasangan, untuk segera menikah, lalu kemudian memiliki anak. Ketika orang menikah, terkadang baik suami maupun istri, belum sepenuhnya mampu menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing," tutur Ajeng saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Grand Hyatt Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando. (Foto: Winda Dwiastuti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando. (Foto: Winda Dwiastuti/kumparan)
"Terlebih dengan sang istri, yang terkadang belum sepenuhnya menyesuaikan dengan sang suami, lalu kemudian harus menyesuaikan diri lagi dengan kehamilannya. Ketika istri hamil, maka yang harus mempersiapakan diri bukan hanya istri, namun juga sang suami. Kesiapan pasangan suami dan istri untuk menjadi orangtua, akan sangat memengaruhi cara keduanya dalam bersikap," lanjutnya lagi.
ADVERTISEMENT
Menurut Ajeng, apabila keduanya telah siap, itu artinya mereka telah bersedia menerima segala perubahan yang akan terjadi dalam hidupnya. Entah perubahan yang akan terlihat di depan mata, maupun perubahan yang nantinya dirasa akan jauh berbeda dengan kehidupan mereka sebelum menikah dahulu.
Memperluas pengetahuan dalam berumah tangga menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan agar tidak panik ataupun bingung saat menghadapi kejadian yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Misalnya saja, ketika istri sedang hamil dan mengandung buah hati mereka bersama.
Ibu hamil (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil (Foto: Pixabay)
"Hamil itu memang menyenangkan, dan penuh dengan sejuta rasa yang tidak bisa diungkapkan. Namun, sebelum memutuskan untuk ingin memiliki anak, ada baiknya setiap pasangan mencari tahu terlebih dahulu mengenai hal-hal yang akan terjadi sesudah menikah. Sesederhana seperti mencari tahu tentang perubahan apa saja yang akan terjadi jika istri hamil. Bukan hanya dari segi penampilan (fisik), psikis, tetapi juga dari segi finansial," jelas wanita yang merupakan alumni dari Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyarankan, agar pasangan suami-istri hendaknya berinisiatif untuk mencari tahu segala urusan rumah tangga secara lebih dalam. Misalnya saja dengan mencari tahu mengenai biaya melahirkan, apa yang akan terjadi setelah melahirkan, biaya perawatan untuk ibu hamil atau bumil seperti pengecekan USG dan hal penting lainnya.
Peran penting suami saat istri menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Peran penting suami saat istri menyusui. (Foto: Thinkstock)
Lebih dalam lagi, Ajeng menegaskan bahwa apabila masing-masing pasangan telah siap menjadi orangtua, maka hal itu akan sangat membantu, terutama dalam masa kehamilan sang istri. Tentunya baik suami maupun istri akan tahu betul apa asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan, apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu dicegah sebelum dan sesudah kehamilan.
Mental sang suami selaku kepala keluarga juga perlu dipersiapkan dengan baik agar mampu mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi nantinya. Suami memegang peranan yang besar untuk menenangkan sang istri dengan segala pengetahuan yang dimilikinya, sehingga keduanya bisa saling mendukung dan melakukan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
"Sebaliknya, apabila pengetahuan dan informasi penting yang seharusnya diketahui justru tidak dicermati dengan baik, maka sepenuhnya pasangan suami-istri ini hanya akan meras cemas, kaget dan panik dalam menghadapi berbagai perubahan dan kebutuhan bersama," tutupnya.