1% Kekayaan Capres dan Cawapres Dapat Membantu 18 Ribu Siswa di Papua

iPrice Trend
Konten terkini seputar belanja online, riset e-commerce, elektronik dan lainnya dari situs perbandingan harga, iPrice Indonesia.
Konten dari Pengguna
16 April 2019 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari iPrice Trend tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Walaupun nantinya tidak terpilih menjadi pemimpin negara, para kandidat capres dan cawapres tetap bisa berkontribusi banyak untuk rakyat Indonesia. Bagaimana bisa? Misalnya, secuil kekayaan mereka bisa diberdayakan untuk menangani masalah pendidikan yang ada di provinsi Papua.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sering digembar-gemborkan media, pendidikan masih jadi salah satu polemik besar di wilayah Indonesia bagian timur, khususnya Papua. Akses pada sekolah beserta beragam fasilitas penunjangnya belum secukup provinsi-provinsi lain. Kesukaran ini pun memicu terjadinya sejumlah masalah baru seperti tak bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau yang terburuk, putus sekolah.
Berbicara tentang putus sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat bahwa Papua merupakan provinsi dengan angka putus sekolah SMP tertinggi di Indonesia timur dalam tiga tahun ajaran belakang. Kalau saja para Capres dan Cawapres ini rela “menyedekahkan” 1% harta yang dimiliki untuk dibelikan laptop belajar, mereka dapat langsung memperbaiki kondisi pendidikan di Papua.
Berapa Banyak Laptop yang Bisa Didapat dari 1% Kekayaan Capres dan Cawapres?
ADVERTISEMENT
Setiap kandidat presidensial punya kekayaan yang terbilang besar. Melansir data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masing-masing kandidat punya aset kekayaan yang bernilai di atas digit miliar bahkan triliun. Joko Widodo memiliki total aset senilai Rp50.248.349.788, Prabowo Subianto punya kekayaan Rp1.952.013.493.659, Ma’ruf Amin Rp11.645.550.894, dan Sandiaga Uno Rp5.099.960.524.965.
Dengan hanya 1% dari keseluruhan harta kekayaannya, Joko Widodo bisa menyumbang Rp502.483.498. Jika satu laptop untuk belajar punya rataan harga Rp3.784.333, maka Jokowi punya persediaan 133 laptop untuk pelajar di Papua. Sedangkan 1% kekayaan Ma’ruf Amin dapat membelanjakan 31 unit laptop dengan total biaya Rp116.455.508.
Sebanyak 1% dari kekayaan Prabowo Subianto sama dengan Rp19.520.134.936. Jika dibelanjakan untuk laptop sekolah, Prabowo bisa mendapatkan 5.158 unit laptop. Sementara Sandiaga Uno, dapat membeli 13.477 unit laptop untuk keperluan belajar dari anggaran 1% kekayaannya, yakni Rp50.999.605.249.
ADVERTISEMENT
Total laptop berspesifikasi memadai untuk belajar yang bisa didapat dari sejumput harta Capres dan Cawapres adalah 18.798 unit laptop.
15 Persen Siswa SMP di Papua Dapat Mengikuti UN Tanpa Kendala Fasilitas
Infrastruktur masih jadi halangan untuk menikmati layanan pendidikan yang layak di Papua, khususnya ketika pelaksanaan ujian akhir dan ujian nasional. Padahal berdasarkan statistik Kemendikbud, Papua memiliki jumlah siswa SMP aktif terbanyak di regional Indonesia Timur. Ada 126.477 orang pelajar SMP di penjuru provinsi tersebut.
Namun angka putus sekolah SMP tertinggi dalam regional ini juga ada di Papua. Pemenuhan kebutuhan sekolah dapat menjadi salah satu cara agar angka putus sekolah tidak bertambah. Laptop adalah kebutuhan sekolah yang substansial di masa kini. Selain dapat mempermudah pembelajaran sehari-hari, keberadaan laptop juga krusial untuk memperlancar kegiatan ujian nasional yang kini sudah dikomputerisasi.
ADVERTISEMENT
Dan dengan sepersen kekayaan keempat kandidat, 18.798 pelajar SMP di Papua bisa mendapat fasilitas laptop untuk belajar, alias 15% dari keseluruhan pelajar.
Metodologi: Kami menggunakan daftar kekayaan Capres Cawapres dari data rilisan KPK. Kami mengabaikan jumlah hutang dari masing-masing kandidat. Rataan harga Rp3.784.383 per laptop didapat dari perbandingan produk di katalog iPrice Indonesia.
***
Tentang iPrice Group
iPrice Group adalah situs pembanding harga yang beroperasi di Indonesia dan enam negara lain di bagian tenggara Asia, yakni; Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam dan Hong Kong. Secara berkala, iPrice Group juga merilis laporan mendalam mengenai e-commerce, startup dan topik terkait lainnya.