Pesan Dari Seniman Untuk Generasi Milenial

Iqbal Dwiharianto
Interested in international relations, philosophy, and basketball.
Konten dari Pengguna
4 November 2017 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iqbal Dwiharianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesan Dari Seniman Untuk Generasi Milenial
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dari banyak stereotip tentang berbagai generasi yang pernah ada, milenial dikenal sebagai generasi pemalas, narsis, dan dangkal dalam memahami sesuatu. Meski demikian, mungkin tidak semua akan setuju dengan hal tersebut. Namun, jika ada satu hal yang dapat kita sejui bersama, milenial adalah generasi yang mempunyai hubungan erat dengan gadget.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan masalah stereotip tersebut, Sabtu pagi (4/11/17), kumparan menyambangi Taman Ismail Marzuki (TIM) di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Sebagai tempat berkumpul komunitas – komunitas seni serta anak – anak muda Jakarta, TIM seolah memiliki atmosfir yang unik. Melihat latihan tari tradisional bersebelahan dengan riuh anak – anak muda yang sedang mengambil selfie, membuat unsur klasik dan modern terasa begitu kompetitif di tempat tersebut.
Ditemui di sela – sela persiapan sebuah acara pertunjukan seni di kawasan tersebut, Asrin (37), seorang seniman teater, ikut memberikan pendapatnya mengenai dampak kedekatan milenial dengan gadget. Ia menyatakan merasa sedih melihat anak – anak jaman sekarang yang menggunakan teknologi hanya untuk kesenangan dan tidak mengenalkan mereka pada budaya.
Pesan Dari Seniman Untuk Generasi Milenial (1)
zoom-in-whitePerbesar
Asrin mengungkapkan, “Menurut gue. Sedih gitu loh. Disisi lain, anak anak jaman tuh lebih mengenalkan pada yang tidak mengingatkan pada budaya gitu, lebih kepada teknologi dan kesenangan. Sekarang tuh anak - karena yang dilihat dari…tadi apa?yang milenial gitu ya? Lebih kepada bukan knowledgementnya gitu loh. Lebih kepada have fun-nya.”
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ia juga berpesan kepada generasi milenial untuk belajar menikmati hidup sebagai sebuah seni.
Ia mengatakan, “Jadi kalau menurut gue, loe nikmatin aja hidup itu sebagai seni hidup loe, bahwa hidup loe tuh memiliki arti seni gitu. Nah gimana caranya supaya hidup loe berseni, gimana jadinya tuh?!
Di sisi lain, Irul Kimbo yang juga seorang seniman teater, memberikan pandangannya tentang generasi milenial. Irul yang mengaku sudah berkegiatan di TIM sejak 1984, merasakan adanya perubahan yang signifikan dalam karakter anak – anak muda jaman dulu dengan sekarang. Salah satu yang ia rasakan adalah bagaimana anak – anak muda pada masanya dulu sering berinisiatif untuk mengadakan berbagai kegitan latihan seni, serta tidak malu untuk minta arahan dari seniman yang sudah ada. Sementara, anak – anak sekarang tidak ada yang melakukan hal tesebut.
ADVERTISEMENT
Gak ada, gak ada sekarang. Anak – anak datang kesini cuma hura – hura, ngumpul – ngumpul sama temennya. Gak ada rasa ingin belajar gitu, gak ada.” Jelas Irul pada kumparan.
Sama halnya seperti Asrin, Irul juga turut memberikan pesan pada generasi milenial untuk lebih memperbanyak interaksi sosial secara langsung dengan cara melakukan bermacam aktivitas.
Irul menambahkan, “Efek dari media HP ini itu efeknya ancur, banyak ancur. Kayak sastra itu udah hilang, tulisan banyak hilang, film juga gampang tinggal buka di Youtube. Jadi, banyak yang dirugikan dari media ini. Ya dia tinggal klik, tapi gak tau kedalamannya. Cuma luarnya aja.”