Selain di Medsos, Introvert Harus Berani Berekpresi di Kehidupan Nyata

8 Desember 2017 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan menyalahkan diri sendiri (Foto:  ilustrasi/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Jangan menyalahkan diri sendiri (Foto: ilustrasi/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang introvert. Meskipun memiliki karakter pendiam dan pemalu, setiap orang pasti memiliki gaya masing-masing dalam berinteraksi sosial.
ADVERTISEMENT
Namun, di era yang sudah serba terkoneksi dengan internet seperti sekarang, situasinya mungkin menjadi agak berbeda bagi para introvert. Di tengah-tengah kecenderungan untuk menjadi seorang yang penyendiri, pilihan untuk menghindar dari penggunaan media sosial rasanya juga akan menjadi sedikit sulit.
Sebab, saat ini internet dan media sosial tidak hanya berdampak pada urusan pertemanan saja. Namun, urusan-urusan lain sifatnya juga penting seperti pekerjaan, akan turut dipengaruhi oleh kemampuan kita dalam berinteraksi di media sosial.
Lalu, bagaimana seharusnya para introvert bersikap di era media sosial seperti sekarang ini? Untuk mengetahui jawabannya, kumparan (kumparan.com) bertanya pendapat seorang psikolog klinis, Liza Marielly Djaprie.
Dihubungi kumparan pada Jumat sore (12/8), Liza di awal menjelaskan bila sifat introvert itu dapat dipengaruhi beberapa hal, dua di antaranya bisa berupa proses yang sifatnya alami atau trauma karena sering dibohongi orang-orang di lingkarannya.
ADVERTISEMENT
“Ada yang memang introvert sejak lahir. Biasanya sudah keliatan, pada saat bayi mungkin lebih pendiam dan lebih menjadi pengamat (observer). Tetapi ada juga yang menjadi introvert seiring berjalannya waktu. Terkadang ada beberapa yang tiba-tiba jadi penyendiri karena mungkin masa ‘heboh’ nya sudah lewat, atau mungkin ada trauma tersendiri. Mungkin dia sering dibohongi oleh teman, sahabat, atau pacar, jadi banyak faktor sebenarnya,” jelas Liza.
Namun, seperti yang sebelumnya dia katakan, cukup banyak yang belum mengetahui di balik sifatnya yang pendiam, banyak juga orang introvert yang memiliki sifat pengamat (observer). Selain itu, meski soal permasalahan pribadi akan cenderung tertutup, para introvert biasanya memiliki cara tersendiri untuk bersenang-senang (have fun) di tengah banyaknya anggapan yang mengatakan kalau mereka tidak asyik.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya mereka itu adalah pengamat (observer). Mereka juga bisa senang-senang dengan caranya sendiri. Banyak yang bilang orang introvert itu tidak asyik. Padahal mereka bisa sangat asyik, tapi dengan cara mereka sendiri. Yang jelas mereka itu observer, tetapi untuk masalah, mereka tertutup,“ tutur dia.
Ilustrasi teror media sosial. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teror media sosial. (Foto: Thinkstock)
Saat disinggung mengenai pengaruh keberadaan media sosial untuk para introvert, Liza mengatakan sepengetahuannya, media sosial kerap dijadikan sarana bagi mereka untuk mengekspresikan diri. Sayangnya, hal itu tidak lantas langsung membuat para introvert mampu untuk mengaplikasikannya di dunia nyata.
Menurut dia, mereka yang merasa dirinya seorang introvert harus mulai belajar untuk mempraktekkannya di dunia nyata. Hal itu bisa dimulai dengan belajar menegur orang dengan perlahan atau bertanya sesuatu yang sederhana.
ADVERTISEMENT
“Memang belum ada riset resmi, namun saya melihatnya banyak orang-orang introvert menggunakan media sosial untuk mengekspresikan diri mereka. Namun di dunia nyata mereka belum bisa melakukan apa-apa dalam hal bagaimana cara membalas komen ataupun membuka pembicaraan,” ucap dia.
“Namun, tetap saja kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri di media sosial itu harus dipraktekkan (di dunia nyata). Cobalah untuk menegur dengan perlahan, atau bertanya tentang hal-hal simple yang dapat membuka percakapan,” tambah dia.
Terakhir, Liza memberi saran kepada para introvert untuk lebih memilih materi postingan di media sosial yang dapat menggugah orang-orang untuk memberikan tanggapan. Dari situ, dia menambahkan, mereka juga harus belajar untuk menjadi responsif. Dalam artian, belajar untuk menanggapi secara tepat dan tidak cuek.
ADVERTISEMENT
“Cobalah pilih materi-materi postingan yang lebih bisa menggugah orang lain untuk memberi tanggapan. Mungkin sesuatu yang menarik, atau postingan-postingan yang bisa memberikan respon yang positif dari lingkar pertemanannya. Selain itu, dia juga harus belajar untuk membalas komentar-komentar secara tepat. Dalam artian, ketika ada komentar masuk, cobalah berbaik hati untuk membalasnya dan tidak cuek.” tutup Liza.