kumplus- Opini Iqbal AR

Gairah Cinta Anak Muda di Jalan Ijen

Iqbal AR
Kadang nulis, kadang marah-marah. Bisa disapa di @alunberingin
8 Juni 2022 11:39 WIB
·
waktu baca 6 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buat warga Malang, Jalan Ijen atau Ijen Boulevard bukan sekadar nama. Ijen Boulevard adalah ikon, ia wajah sekaligus representasi Malang itu sendiri. Ia memang tak sekondang Jalan Malioboro di Jogja atau Jalan Braga di Bandung, tetapi, Ijen Boulevard tetap menjadi salah satu kawasan cagar budaya bersejarah sekaligus daya tarik di Malang.
Ijen Boulevard dibangun sejak 1930-an oleh arsitek kenamaan asal Belanda, Thomas Karsten. Sejak dibangun, kawasan Ijen Boulevard memang sudah diperuntukkan sebagai kawasan elite. Jalanan yang mulus dengan deretan pohon yang tumbuh di sisi trotoar, ditambah pemandangan rumah-rumah peninggalan masa kolonial membuat jalan kembar dengan taman di tengahnya itu menyuguhkan suasana yang tenang dan terkesan mewah.
Maka tak heran jika Ijen Boulevard menjadi lokasi yang dipilih untuk gelaran Car Free Day tiap Minggu pagi. Ijen Boulevard juga sempat menjadi tempat digelarnya Festival Malang Tempo Doeloe (MTD), sebuah festival yang menyuguhkan segala sesuatu yang berbau jadul, warisan budaya, sekaligus menjadi geliat upaya konservasi heritage di Malang.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten