Gerbang Membangun Kesadaran Anak Bangsa di Era Globalisasi

IRFAN
Mahasiswa universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Konten dari Pengguna
7 Juni 2021 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari IRFAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Ilustrasi dua tiang bambu bersilangan dan bendera merah putih yang berkibar, Artinya Generasi yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme yang kuat, melahirkan bangsa nasionalis yang kukuh. Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Ilustrasi dua tiang bambu bersilangan dan bendera merah putih yang berkibar, Artinya Generasi yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme yang kuat, melahirkan bangsa nasionalis yang kukuh. Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Generasi muda sebagai penerus budaya leluhur bangsa dan memiliki peran penting dalam pemahaman nasionalisme dan patriotisme pada bangsa. Bisa kita simpulkan bahwa generasi muda sebagai ujung tombak dalam mempertahankan nilai kebangsaan agar tetap tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Namun tantangan yang kita hadapi saat ini cukup sulit dalam mempertahankan nilai kebangsaan, dikarenakan hadirnya zaman globalisasi yang dapat berpotensi mempengaruhi budaya leluhur bangsa kita. Seperti yang dikatakan oleh toko besar peradaban terkemuka, Samuel Huntington: "Dalam keadaan dunia yang semakin terglobalisasi, akan terjadi perusakan serius pada kesadaran diri pada tingkat peradaban, kemasyarakatan dan etnis". Artinya globalisasi merupakan suatu keguncangan sosial-kultural yang besar.
Berbeda disaat masa penjajahan dulu, jiwa nasionalisme dan patriotisme para generasi muda, bisa dikatakan lebih kukuh dan mudah ditanamkan pada generasi muda kita, karena rasa cinta Tanah Air karena dihadapkan pada tantangan yang nyata di masa penjajahan demi membebaskan bangsa dari cengkeraman penjajahan.
Saya berpendapat bahwa globalisasi ini, bisa dikatakan salah satu bentuk penjajahan masa kini yang berteknologi tinggi, tidak menampakkan wujudnya dan tidak melakukan penjajahan secara kekerasan. Namun dapat kita amati ketika kita berpikir secara kritis, bahwa globalisasi ini sistem penjajahannya sebenarnya menyerang psikologis individual, artinya memberikan pengaruh setiap orang.
ADVERTISEMENT
Namun, perubahan ini tidak bisa kita hindari karena tuntutan zaman yang membuat kita harus berkembang sehingga globalisasi terus terjadi. Maka dari itu, saya berpendapat bahwa perubahan ini cukup berbahaya, artinya ketika generasi muda kita kurang kesadaran dalam memahami dampak negatif perubahan ini dan tidak mampu mengendalikannya, maka perubahan ini akan melunturkan budaya leluhur, jiwa nasionalisme dan patriotisme ke generasi muda.
Hal ini dapat dipengaruhi karena hadirnya budaya global di tengah-tengah masyarakat saat ini. Sehingga kemungkinan besar bisa mengakibatkan terjadinya transformasi budaya di lingkungan Masyarakat, sehingga hari ke hari jika tidak teliti dalam melihat perubahan ini, akan bisa berpotensi lunturnya budaya bangsa karena hadirnya budaya baru.
Era globalisasi saat ini, perlu diterapkan sistem pendidikan kebangsaan yang kukuh di setiap Sekolah sampai tingkat perguruan tinggi. Harapannya mampu melestarikan budaya leluhur bangsa kita, menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mampu mengendalikan generasi muda dalam pengaruh budaya global.
ADVERTISEMENT
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia, yang juga merupakan salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, memegang peranan penting sebagai ujung tombak kebangsaan. Era globalisasi saat ini, pemerintah seharusnya mengedepankan pendidikan kebangsaan, dalam upaya membangun kembali kesadaran anak bangsa untuk Indonesia maju dan berkarakter nasional.
Pendidikan kebangsaan juga ditanamkan dalam diri para murid sejak usia dini dengan cara membina wawasan kebangsaan, agar lebih berkompeten dalam memahami nilai kebangsaan. melalui pembelajaran di sekolah seperti pendidikan kewarganegaraan, Sejarah, Seni Budaya, dan kegiatan Gerakan Pramuka. Namun pelajaran ini saya rasa tidak cukup untuk menanamkan nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda saat ini, apa lagi perubahan zaman begitu cepat.
Dalam menanggapi perubahan ini, perlu melakukan penggabungan pertahanan dengan kreativitas dalam dunia pendidikan di era globalisasi, artinya dalam sistem pertahanan, kita dapat mempertahankan budaya leluhur dari pengaruh budaya global dengan menerapkan pendidikan kebangsaan yang kukuh. sedangkan dalam sistem kreativitas, kita dapat menciptakan ide-ide baru untuk maju sesuai perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai kebangsaan harus tetap tertanam di dalam diri kaum muda masa kini dan generasi masa depan sehingga nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa dan negara menjadi nilai yang terpatri dalam kehidupan kaum muda. Guru, orang tua, dan masyarakat memiliki peran yang sama pentingnya dalam mempromosikan, menjalankan, dan mempertahankan nilai kebangsaan agar tetap tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan di era globalisasi saat ini.
Ilustrasi anak pamit berangkat sekolah Foto: Shutterstock