Sering Procrastinating, Apakah Kamu Termasuk Orang yang Pemalas ?

Ishida Ayumi Yoko Nagayama
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
29 November 2022 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ishida Ayumi Yoko Nagayama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap dari kita pasti pernah menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketika kita memiliki satu hari penuh untuk mengerjakannya. Pada saat pagi hari, kita berkata ke diri kita akan mengerjakannya ketika siang hari. Ketika siang hari, kita berkata ke diri kita akan mengerjakannya saat malam hari. Dan ketika sudah malam hari, kita berkata ke diri kita masih ada besok pagi. Begitulah seterusnya, rantai itu tidak pernah terputus. Sebenarnya, menunda pekerjaan tidak selalu disebut procrastination. Dalam manajemen waktu yang baik, menunda pekerjaan menjadi hal yang baik. Maksud dari menjadi hal yang baik yaitu mendahulukan pekerjaan yang menjadi prioritas.
ADVERTISEMENT

Jika setiap kita menunda pekerjaan tidak dapat disebut sebagai procrastination, lalu apa procrastination itu ?

Definisi dari procrastination dikemukakan oleh Burka dan Yuen (1983) bahwa procrastination adalah perilaku menunda tugas. Solomon dan Rothblum (1984) mendefinisikan procrastination sebagai tindakan menunda tugas yang tidak perlu sampai pada titik mengalami ketidaknyamanan subjektif. Definisi ini mengidentifikasi penundaan dengan perilaku dilatasi (penundaan dalam arti sempit), tetapi juga ditandai dengan "needlessness" (Ellis & Knaus, 1977), dan oleh Ketidaknyamanan subyektif (Burka & Yuen, 1983).
Singkatnya, procrastination adalah saat dimana kita menghindari pekerjaan yang sudah kita rencanakan tanpa alasan yang jelas meski kita tahu penundaan itu akan berdampak negatif.

Apakah orang yang sering procrastinating termasuk orang yang pemalas ?

Orang yang sering procrastinating tidak bisa disebut sebagai orang yang pemalas. Pada tubuh dan otak, kemalasan ditandai dengan kurangnya energi dan sikap apatis. Saat diri kita malas-malasan, kita hanya duduk dan tidak melakukan apapun daripada mengalihkan diri dari tugas. Faktanya orang melakukan procrastination karena mereka peduli. Mereka sering mengalami rasa takut dan gagal yang tinggi. Rasa takut akan hasil pekerjaannya yang tidak akan maksimal. Orang-orang tersebut cenderung menderita gangguan kecemasan, stres yang berlebihan, dan bisa saja hingga mengganggu kesehatan fisik yang merupakan efek dari stres berlebihan.
ADVERTISEMENT

Apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh kita ketika kita memutuskan untuk procrastinating ?

Prosesnya terjadi pada amigdala yang terletak di sebelah dalam lobus temporal rostral otak, yang terdiri atas seperangkat nukleus. Pada bagian amigdala terdapat sekumpulan neuron yang berkaitan dengan pendeteksi ancaman melepaskan hormon-hormon dan proses emosional. Salah satu hormon yang dilepaskan yaitu hormon adrenalin. Hormon adrenalin adalah hormon yang muncul dari rasa takut yang kita rasakan. Rasa takut tersebut dapat mendominasi impuls dari korteks prefrontal yang berfungsi untuk membantu kita berpikir jangka panjang dan mengontrol emosi. Terdapat respons “Fight, Flight, dan Freeze” yang membuat kita mengambil keputusan untuk menghindari tugas dan mengalihkan diri ke tugas yang lebih mudah terlebih dahulu. Hasil dari tubuh kita yang berusaha melindungi diri khususnya dari pekerjaan-pekerjaan yang kita anggap mengancam. Respons yang muncul ketika kita memutuskan untuk procrastinating akan timbul seperti saat ancaman datang.
ADVERTISEMENT

Cara Mengalahkan Procrastination ?

Ketika tubuh kita sendiri menganggap tugas tersebut mengancam, lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapinya ?
Terdapat beberapa hal yang dapat kita terapkan kepada diri kita agar tidak lagi melakukan procrastination. Diantaranya yaitu dengan menerapkan :

1. The Two Minute Rule

Rule ini dikemukakan oleh David Allen dalam bukunya yang berjudul “Getting Things Done”. Aturan ini dilakukan dengan cara melakukan pekerjaan yang tertunda dalam kurun waktu 2 menit. Jika kamu memiliki pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari 2 menit, kamu harus mencoba yang terbaik dan melakukannya sekarang juga.
Jika membutuhkan waktu yang lebih lama bagaimana ?
Kita tidak bisa mengelabui otak kita untuk berpikir dan berbicara kepada diri sendiri, “Tidak apa-apa, tugas ini akan selesai dalam dua menit”. Disitulah aturan The Five Minute Rule berperan.
ADVERTISEMENT

2. The Five Minute Rule

Dalam Five Minute Rule kamu akan melakukan hal yang kamu tunda hanya dalam 5 menit. Saya akan berkata pada diri sendiri bahwa saya hanya akan melakukannya dalam lima menit. Beberapa orang menyebutkan aturan ini dengan aturan 10 menit, 20 menit, ataupun 30 menit. Hal itu tidaklah penting, inti dari aturan ini kita dapat menipu otak kita untuk berpikir bahwa yang ingin kita lakukan hanyalah melakukan sesuatu untuk waktu yang singkat.
Seperti yang saya lakukan saat ingin menunda menulis tulisan yang kamu baca saat ini, yang saya katakan pada diri saya adalah “Yang harus saya lakukan hanya menentukan apa saja yang akan ada di tulisan ini, hanya akan memakan waktu 5 menit. Saya bisa berhenti jika saya mau”. Tetapi disinilah saya 3 jam kemudian masih berjuang untuk menulis. Karena masalahnya adalah memulai bukan melanjutkan pekerjaan.
ADVERTISEMENT

3. Pahami tentang motivasi

Selain dua rule di atas, terdapat hal yang tak kalah penting untuk diluruskan agar kita dapat mengalahkan procrastination. Pemahaman yang harus kita luruskan yaitu mengenai motivasi.
Jeff Haden dalam bukunya "The Motivation Myth" mengatakan bahwa sebagian besar orang memiliki kesalahpahaman mengenai motivasi. Jeff Haden berkata “Motivasi bukanlah sebab dari tindakan, motivasi adalah hasil dari tindakan”. Selama ini kita berpikir memerlukan motivasi untuk melakukan suatu hal. Namun nyatanya motivasi tersebut bukanlah pemantik kita untuk melakukan sesuatu, tetapi sebagai hasil dari tindakan yang kita lakukan.

Referensi

Abdaal, A. (2020, July 28). How to Stop Procrastinating. YouTube. Retrieved November 28, 2022, from https://www.youtube.com/watch?v=yBP1VjO9RSE
Allen, D. (2001). Getting Things Done: The Art of Stress-Free Productivity. Penguin.
ADVERTISEMENT
Carlson, N. R. (2013). Physiology of Behavior (11th ed.). Pearson.
Haden, J. (2018). The Motivation Myth: How High Achievers Really Set Themselves Up to Win. Penguin Publishing Group.
Nebelskyi, V. (2022, October 27). Why you procrastinate even when it feels bad. YouTube. Retrieved November 28, 2022, from https://www.youtube.com/watch?v=FWTNMzK9vG4
Schouwenburg, H. C. (1995). Academic procrastination. Procrastination and task avoidance, 71-96. https://doi.org/10.1007/978-1-4899-0227-6_4
Solomon, L. J., & Rothblum, E. D. (1984). Academic procrastination: Frequency and cognitive-behavioral correlates. Journal of Counseling Psychology, 31(4), 503–509. https://doi.org/10.1037/0022-0167.31.4.503
Yuen, L. M., & Burka, J. B. (1983). Procrastination: Why you do it, what to do about it. Reading, PA: Addison-Wesley.