3 Manfaat Pembayaran Non-Tunai OK Otrip

Jakarta Smart City
Mewujudkan ekosistem kota cerdas 4.0
Konten dari Pengguna
18 Januari 2018 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jakarta Smart City tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
3 Manfaat Pembayaran Non-Tunai OK Otrip
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Uji coba OK Otrip sedang dilakukan. Fase awal integrasi transportasi massal di Ibu Kota ini rencananya akan berlangsung hingga 15 April 2018. Sehari setelah peluncuran masa uji coba OK Otrip pada 16 Januari 2018 lalu, sudah 3 ribu hingga 4 ribu kartu OK Otrip terjual.
ADVERTISEMENT
Selama masa uji coba, penjualan kartu OK-Otrip ditargetkan mencapai angka 20.000. Penggunaan kartu ini sebagai alat pembayaran, menegaskan kembali komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan cashless society.
Berikut ini 3 manfaatnya:
1. One Man One Ticket
Kebijakan one man one ticket untuk pengguna OK-Otrip mendukung pengumpulan data yang lebih detail dan valid. Satu tiket hanya diperuntukkan bagi satu orang atau tidak dapat digunakan secara bergantian dengan orang lain. Baik untuk tap in dan tap out. Kartu ini juga telah dilengkapi dengan data diri pemilik kartu. Sehingga tidak bisa dipinjamkan pada orang lain saat tidak digunakan.
2. Alat Pengumpul Data
Pembayaran menggunakan kartu OK-Otrip diharapkan memberikan tambahan manfaat sebagai pengumpulan data otomatis. Terutama sebagai sumber data penggunaan transportasi umum di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Data yang dikumpulkan secara otomatis oleh sistem, berguna untuk memperlajari pergerakan penumpang. Dengan demikian, data jumlah pengguna transportasi umum, waktu yang dibutuhkan untuk menunggu armada, serta pola transit akan bisa didapatkan oleh pemerintah.
3. Perbaikan Transportasi Umum
Data tersebut merupakan amunisi penting untuk melakukan perbaikan dan pengembangan sistem transportasi umum. Jika terjadi kecenderungan penumpukan penumpang di suatu area pada waktu-waktu tertetu, maka pengelola transportasi umum akan mengalokasikan armada lebih banyak.
Begitu pula jika terdapat rute yang terdeteksi tidak efektif. Data itu dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan rute sehingga pelayanan transportasi umum Jakarta akan lebih baik.