news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Hari Gunung Kerinci Keluarkan Abu Tebal, Masih Berbahaya untuk Dilalui Pesawat

Konten Media Partner
23 Oktober 2022 16:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Kerinci mengeluarkan asap atau abu tebal. (Foto: Balai TNKS)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Kerinci mengeluarkan asap atau abu tebal. (Foto: Balai TNKS)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Erupsi atau pelepasan material berbentuk abu vulkanik tebal dari Gunung Kerinci, Jambi, belum berakhir sejak tanggal 19 Oktober tahun 2022. Fenomena ini membuat langit di sekitarnya berbahaya untuk menjadi jalur penerbangan.
ADVERTISEMENT
Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Kerinci, Irwan Safwan menyampaikan fenomena itu terjadi penurunan dibandingkan beberapa hari lalu yang tingginya mencapai 700 meter.
"Hari ini tidak kelihatan secara kasat mata karena ditutupi kabut. Kurang lebih sama dengan kemarin yang tingginya 400 meter, ada penurunan," ujarnya, melalui WhatsApp, Minggu (23/10).
Walaupun demikian, langit di sekitarnya masih tidak aman untuk dilewati pesawat. Sehingga Irwan mengimbau agar menghindari jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci.
"Karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu penerbangan," katanya.
Ia tidak bisa memastikan kapan fenomena pengeluaran abu vulkanik yang tebal ini berakhir. "Yang jelas sampai hari ini masih mengeluarkan abu atau asap tebal. Cuma hari ini tertutup kabut. Kalau pagi tadi kelihatan," katanya.
ADVERTISEMENT
Material abu vulkanik tersebut, ujar Irwan, sudah sampai ke permukiman, walau tidak banyak dan tingkat ketebalan masih rendah. Sedangkan tingkat berbahayanya belum diketahui karena hasil uji laboratorium belum keluar.
"Terlalu tipis. Ada uji materialnya di Bandung. Hasilnya belum keluar, dan kami menunggu instruksi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Depati Parbo Kerinci, Kurnia Ningsih menyampaikan belum mengetahui arah abu vulkanik ini, lantaran tertutup awan yang tebal.
"Sudah beberapa hari ini, aplikasi yang digunakan BMKG, dengan memanfaatkan citra satelit, belum mendeteksi asap ini mengarah ke mana, karena tertutup awan. Memang di daerah Kerinci itu masih diselimuti awan yang tebal," tuturnya.
Tidak hanya harus dihindari sebagai jalur penerbangan, aktivitas pendakian Gunung Kerinci juga ditutup sesuai dengan surat edaran Balai Besar TNKS.
ADVERTISEMENT
(M Sobar Alfahri)