5 Pemuda di Jambi Perkosa 3 Gadis Secara Bergilir di Lokasi Wisata

Konten Media Partner
29 Juli 2020 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Objek Wisata Bukit Batu Suban. Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Objek Wisata Bukit Batu Suban. Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Objek wisata alam Bukit Batu Suban yang beberapa bulan terakhir ramai diekspos oleh traveler lokal di media sosial (medsos) karena keindahan panoramanya sehingga banyak dikunjungi oleh pendaki dadakan.
ADVERTISEMENT
Bukit yang terletak di Desa Suban, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, Jambi ini menyajikan keindahan tersendiri karena puncaknya seakan berada pada negeri di atas awan.
Namun, tragedi yang memalukan mencoreng semua itu, karena terungkap adanya kasus pemerkosaan terhadap tiga anak perempuan di bawah umur (di bawah 17 tahun) pada 5 Juli 2020 yang dilakukan oleh lima pemuda yang bertugas sebagai juru parkir di objek wisata tersebut.
Dari keterangan Lurah Dusun Kebun, Sulaiman mengatakan dua dari korban tersebut merupakan warganya dan satunya lagi merupakan warga dari desa Sungai Badar, yang masih berada di sekitaran wilayah setempat.
Menurut Sulaiman, salah satu korban yang merupakan warganya memiliki perilaku yang tertutup. Terparah, pasca kejadian itu, Sulaiman mendapatkan kabar kalau korban hanya di rumah mengurung diri lantaran trauma.
ADVERTISEMENT
"Korban ini umurnya sekitar 16 tahun lah. Kalau dari infonya sekarang korban lebih banyak di rumah, ngurung diri di rumah," sebut Sulaiman, Rabu (28/7) kemarin.
Selaku pimpinan di kelurahan, Sulaiman menceritakan bahwa orang tua korban bersama dengan RT tempat tinggalnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tungkal Ulu.
"Jadi yang ngelapor itu satu korban dengan orang tua dan RT ke Polsek. Karena dia ke Bukit itu bertiga yang dua orang kawan dia tadi di jadikan saksi, waktu di tanya-tanya ternyata dua orang ini korban juga," jelasnya.
Untuk perkembangan kasus, Sulaiman menegaskan bahwa petugas kepolisian tengah mencari keberadaan pelaku.
"Lokasi (wisata) saat ini sudah ditutup, tinggal lagi mencari pelakunya kabarnya ada lima. Sekarang anggota polsek sudah bergerak," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sekretaris Desa Suban, Rustam mengakui jika 5 pelaku pemerkosaan tersebut adalah warganya. Salah satu pelaku bersama keluarganya, juga sudah menemui keluarga pihak korban di Dusun Kebun.
"Kemarin ada orang tua pelaku dengan salah satu orang tua korban, ada kemarin mengadakan perundingan tapi belum dapat titik temunya," ungkapnya.
Dari penyampaian Rustam, lima pelaku tersebut rata-rata berusia 19 tahun, bahkan 2 orang di antaranya masih berstatus pelajar SMA.
"Usia pelaku ini usia-usia anak SMA. Yang sekolah ini ada dua orang, sisanya tidak sekolah. Dua yang sekolah itu setahu saya masih SMA kelas dua. Tapi yang tiga tadi seumuran lah masih, paling 19 tahun sekitaran itu lah," kata Rustam.
Sementara itu, soal identitas dari kelima pelaku tersebut secara pribadi kata Rustam mengenalinya. Namun, memang setelah kejadian yang baru diketahuinya beberapa minggu terakhir, kelima orang tersebut tidak lagi dijumpainya.
ADVERTISEMENT
"Identitas itu sudah di kasih tahu juga ke pihak kepolisian. Kalau sekarang sudah kabur lah. Secara pribadi kenal, tapi memang setelah kejadian memang tidak nampak lagi, pokoknya sebelum heboh tahu kejadian itu sudah dak nampak lagi," katanya.
Rustam juga menyampaikan bahwa tempat wisata tersebut setelah kejadian pihak kepolisian langsung menutup akses menuju lokasi bukit dengan memasang police line.
Ilustrasi perkosaan. Foto: kumparan
Sementara itu, Kapolres Tanjab Barat, AKBP Guntur Saputro melalui Kapolsek Tungkal Ulu, IPTU Dasep Nurdin Ansori mengatakan, pelaku masih dalam proses pencarian.
"Betul ada laporan, masih kita proses, pelaku masih dalam pencarian,” ungkap Kapolsek Tungkal Ulu IPTU Dasep Nurdin Ansori, Rabu (29/7).
Kasus ini terbongkar dan dilaporkan oleh keluarga korban kepada pihak kepolisian Polsek Tungkal Ulu pada Senin, 13 Juli 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang orang tua korban, Suyitno mengakui kalau salah seorang pihak keluarga pelaku pernah datang untuk berdamai, dengan menawarkan pelaku ingin menikahi salah seorang korban, akan tetapi, pihak korban menolaknya.
Dari kasus pemerkosaan tersebut, salah satu mahasiswi dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, Sharfina geram dan angkat bicara. Ditambah lagi ada korban yang sampai mengurungkan diri akibat trauma.
Mahasiswi Psikologi Universitas Islam Bandung, Sharfina. Foto: Jambikita.id
Sharfina mengatakan, kejadian tersebut tentunya membuat korban terpuruk karena menjadi korban kekerasan seksual. Hal ini dapat berdampak sangat buruk bahkan terberat untuk dialami manusia. Korban kekerasan seksual akan mengalami dampak yang bukan cuma fisik namun psikologisnya.
"Baik laki-laki maupun perempuan. Selain luka fisik, korban pemerkosaan membawa luka batin yang membutuhkan waktu untuk pulih kembali," ungkap Sharfina.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sharfina mengatakan Kondisi, dampak dan tantangan yang dihadapi tiap korban pemerkosaan berbeda satu sama lain. Umumnya korban akan merasa takut, cemas, panik dan syok. Hal tersebut juga tidak lepas dari berbagai macam respons-respons dari orang lain.
"Para korban pemerkosaan, kerap kali kehilangan kepercayaan diri dan merasa bersalah. Tak jarang korban pemerkosaan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi," ujarnya.
Pada banyak kasus pemerkosaan, sebagian besar korban enggan untuk menceritakan hal yang dialaminya. Mereka enggan untuk menceritakannya karena berbagai macam alasan.
"Mulai dari merasa malu, kurang percaya terhadap pendengar, takut akan judgement, hingga takut tidak dipercaya akan apa yang diceritakannya. Tak jarang, akhirnya beban psikologis tersebut ditanggung sendiri oleh korban," katanya.
ADVERTISEMENT
Dampak fisik mungkin dapat sembuh dalam waktu lebih singkat. Namun dampak psikologis dapat membekas lebih lama. Peran significant person seperti keluarga, kerabat, serta tenaga profesional yaitu dokter dan terapis, akan menjadi kunci dari kesembuhan dan ketenangan bagi mereka yang menjadi korban pemerkosaan.
"Semoga kasus ini dapat di tuntaskan dengan cepat. Dan pelaku segera di hukum berat agar tidak menimbulkan kasus-kasus pemerkosaan lainnya serta Untuk keluarga, semoga selalu di berikan kekuatan dalam memberi dukungan secara terus menerus," tutupnya.