8 Hari Menginap di Tenda Plastik, Warga Jambi Tuntut Penyerahan Lahan 253 Ha

Konten Media Partner
1 Maret 2022 21:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Desa Rondang menginap di tenda plastik menuntut penyerahan lahan. (Foto: Dok Walhi Jambi)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Desa Rondang menginap di tenda plastik menuntut penyerahan lahan. (Foto: Dok Walhi Jambi)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Warga Desa Rondang, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, melancarkan aksi dengan menginap di tenda yang terbuat dari plastik. Sudah selama 8 hari tenda itu berdiri, sejak tanggal 22 Februari tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Aksi ini dilakukan dalam rangka menuntut hak atas lahan seluas berkisar 253,66 hektare (ha), yang seharusnya diserahkan PT Puri Hijau Lestari (anak perusahaan Makin Group) sesuai basis kemitraan.
"Lahan yang sedang kami perjuangkan ini adalah wilayah terakhir yang bisa kami selamatkan dari pihak perusahaan untuk penghidupan masyarakat Desa Rondang," kata Jaki, salah satu tokoh desa tersebut.
Kepala Desa Rondang, Sukadi mengatakan konflik lahan ini bukanlah persoalan baru. Sudah bertahun-tahun masyarakat memperjuangkan hak lahan itu.
"Sebelumnya tahun 2015 juga sudah ada aksi demo. Soal ini juga," ungkapnya.
Warga Desa Rondang, kata Sukadi, akan tetap memperjuangkan lahan ini. Balum tahu sampai kapan warga menginap di tenda.
"Sebelum ada keputusan hitam di atas putih, terus berlanjut. Aksi ini sampai ada titik terang. Desa Rondang akan tetap berjuang merebut kembali lahan itu. Selama perusahaan belum ada menemui kami, pendudukan lahan akan tetap dilakukan," katanya.
ADVERTISEMENT
Volunter Walhi Jambi, Eko Wahyudi mengatakan dalam sehari ada 60 orang yang menginap di kamp tersebut. Ini dilaksanakan warga Desa Rondang dengan 6 RT secara bergantian.
"Aksi itu sudah ditata 1 RT di Desa Rondang, mengerahkan 10 orang. Sedangkan di situ ada 6 RT. Jadi, bergilir," tuturnya, Selasa (1/3).
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kata Eko, para warga bergotong royong. Ketika ada warga yang memiliki uang lebih, akan diserahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Aksi ini bukanlah hal mudah untuk dijalankan. Jarak dari Desa Rondang dengan lokasi yang mereka duduki, berkisar 9 kilometer. Ini ditempuh dengan menggunakan perahu dan berjalan kaki. Saat di kamp itu, masyarakat kesulitan untuk mandi, dan memenuhi kebutuhan minum.
ADVERTISEMENT
"Air di sana tidak bisa dikonsumsi, karena bekas pupuk. Untuk mendapatkan air mereka harus menempuh jarak jauh, sekitar permukiman," tuturnya.
Bahkan, warga Desa Rondang juga menghadapi cuaca yang tidak mendukung. Hujan yang lebat sempat membuat tenda utama runtuh. Ada kalanya mereka tidak bisa tidur, karena terjadi banjir.
"Beberapa hari kemarin, terjadi hujan. Kamp utama itu roboh. Sempat banjir juga, dan membuat warga di sana tidak bisa tidur. Di situ dataran rendah," ungkapnya.
(M Sobar Alfahri)