Ayah Brigadir Yosua Minta Hp Anaknya Dikembalikan: Cari Kenangan hingga Keluhan

Konten Media Partner
14 Juli 2022 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayah mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat/M Sobar Al Fahri
zoom-in-whitePerbesar
Ayah mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat/M Sobar Al Fahri
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat, meminta barang-barang pribadi milik mendiang anaknya segera dikembalikan.
ADVERTISEMENT
Dia mempertanyakan di mana posisi barang-barang milik anaknya itu. Aturannya, barang-barang pribadi milik anaknya itu harus dikembalikan ke orang tua.
"Mau sekecil apapun itu barangnya, tetap dikembalikan ke orang tua. Bagaimanapun itu hak orang tua, nanti disia-siakan orang itu di sana," kata Samuel, ditemui dikediamannya di Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi, Kamis (14/7).
Barang-barang yang dimaksud oleh Samuel, termasuk ijazah Yosua, telepon seluler (ponsel),surat-surat penting, sampai pakaian Yosua.
"Semuanya, soalnya dia kan sudah meninggal," tegas Samuel.
Semua barang milik Yosua, kata Samuel, sangat penting bagi keluarganya. Terlebih telepon seluler milik Yosua. Selain memang milik Yosua, di situ tersimpan banyak kenangan antara Yosua dan keluarganya.
"Percakapan terakhir dengan kakanya, mamaknya, kan di situ," kata Samuel.
ADVERTISEMENT
Riwayat percakapan teks maupun panggilan video tertinggal di ponsel Yosua. "Kami di Danau Toba difoto, asyik katanya. Ada kenangan di situ," ungkap Samuel.
Selain itu, kata Samuel, ada riwayat apa yang dikeluhkan Yosua di ponsel itu. "Mana tau ada keluhan dia sana siapa, kita nggak tau. Mungkin nggak berani cerita ke orang tua jadi cerita sama teman," duga Samuel.
Dilanjutkannya, riwayat-riwayat yang ada di ponsel Yosua mungkin bisa jadi bukti. "Kan kalau ada keluhan, itu perlu digali," katanya.
Samuel mengisahkan, Yosua merupakan anak yang mandiri. Dia hampir tidak pernah mengeluh kepada orang tuanya.
"Setau saya sejak dia berpikir sudah dewasa, nggak pernah ngomong (mengeluh) lagi. Apalagi setelah jadi polisi," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, saat jenazah Yosua tiba di rumah duka, mereka sempat dilarang untuk membuka peti. Menurut Samuel, alasannya tidak masuk akal. Jenazah Yosua dimakamkan di hari pertama jenazah tiba di rumah duka. Itu pun disesalkan Samuel.
"Padahal orang Batak itu biasa diformalin. Orang Batak nggak pernah langsung dikubur. Yang Kristen rata-rata tertahan minimal satu malam," kata Samuel.
Diungkapkan Samuel, jenazah anaknya datang dengan peti mati, barang yang dibawa beserta jenazah, hanya seragam upacara Kepolisian yang melekat di jasad Yosua.
(M Sobar Alfahri)